29 Februari 2012

3 Keutamaan Ilmu Daripada Harta


Harta dan ilmu, 2 hal yang sangat dekat dengan manusia. Manusia tentu tidak akan bisahidup tanpa harta. Karena hanya dengan harta, manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Harta akan mencukupi semua kebutuhan jasmani manusia. Namun, manusia juga tidak bisa lepas dari ilmu. Karena hanya dengan ilmu, manusia dapat memenuhi kebutuhan rohaninya. Sehingga manusia akan dapat berguna dan bermanfaat bagi manusia lainnya.

Persoalannya adalah, mana yang akan anda pilih jika dihadapkan pada 2 pilihan diatas. Apakah harta ataukah ilmu yang akan anda pilih? Nah, tidak ada salahnya kita belajar dari perkataan Ali Bin Abi Thalib ketika beliau ditanya dengan pertanyaan yang sama. Ternyata beliau lebih memilih ilmu ketimbang harta. Menurut beliau, Ilmu memiliki banyak keutamaan ketimbang harta. Apa sajakah keutamaan ilmu dibanding harta menurut beliau ? ini dia 3 Keutamaan Ilmu Daripada Harta

1.Harta Akan Berkurang Jika Diberikan Sedangkan Ilmu Justru Bertambah
Ketika anda memiliki uang sebesar 10.000 misalnya, lalu anda berikan uang itu kepada teman anda sebesar 5.000, akankah uang itu bertambah ? tentu tidak bukan. Semua harta, apabila diberikan kepada orang lain pasti jumlahnya akan berkurang.

Berbeda dengan ilmu, ilmu tidak akan pernah berkurang. Sekalipun anda memberikannya kepada orang lain. Guru misalnya, setiap hari mereka mengajarkan ilmu yang mereka miliki kepada murid-muridnya. Apakah dengar mengajar, lantas semua ilmu yang dimiliki sang guru akan hilang ? tidak bukan. Justru ilmu yang dimiliki guru tersebut akan semakin menancap di otak.

2. Harta Perlu Dijaga, Sedangkan Ilmu Justru Menjaga
Semakin banyak harta yang dimiliki seseorang, maka akan semakin sibuk pula orang tersebut berusaha untuk menjaganya dari incaran orang-orang yang ingin merampas harta tersebut. Entah itu pencuri di tengah malam ataupun perampok yang bisa datang sewaktu-waktu. Dengan harta yang semakin banyak, bukannya semakin membuat hati tenang dan tentram, justru sebaliknya, hati akan dibuat semakin cemas, resah dan takut kehilangan harta tersebut.

Berbeda dengan ilmu, semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang, maka akan semakin terjaga pula orang tersebut dari hal-hal yang bisa membahayakan dirinya. Misalkan saja seseorang yang memiliki ilmu beladiri, Ia akan lebih terjaga dari serangan perampok yang masuk ke rumahnya untuk mengambil harta bendanya. Bahkan mungkin dengan ilmu bela dirinya tersebut, Ia dapat menangkap dan menghajar perampok tersebut. Nah, kesempatan tersebut tentu berbeda dengan orang yang tidak memiliki ilmu bela diri. Sangat mungkin orang tanpa ilmu ini hanya berdiam diri saja tanpa perlawanan. Dan mungkin saja mereka akan dibunuh oleh perampok tersebut agar si perampok lebih mudah mengambil harta bendanya.

3.Harta Bisa Dicuri, Sedangkan Ilmu Tidak
Banyak sekali dijumpai, entah itu di televisi, di surat kabar atau bahkan di lingkungan sekitar, orang-orang yang menangisi hartanya yang hilang dirampas perampok atau diambil pencuri. Memang, harta itu bisa lenyap kapan saja. Entah lenyap karena bencana alam, lenyap karena kebakaran atau lenyap karena hal-hal lainnya.

Namun berbeda dengan ilmu, sangat jarang ditemui, bahkan mungkin tidak pernah, seseorang yang berteriak-teriak histeris karena merasa kehilangan ilmu atau seseorang yang bersedih hati karena merasa ilmunya telah dirampas secara paksa oleh orang lain.

Nah itulah 3 Keutamaan Ilmu Daripada Hart menurut Ali Bin Abi Thalib. Sebenarnya ada 10 keutamaan yang beliau sampaikan. Namun, saya hanya menuliskan beberapa keutamaan yang saya anggap universal, sehingga bisa diterima oleh semua kalangan. So,manakah yang akan anda pilih ? harta ataukah ilmu ?

share it ..........

5 Perbedaan Guru Dulu dan Sekarang


Segala sesuatu yang ada di dunia pasti tak luput dari yang namanya kekurangan. Sama halnya dengan profesi guru. Entah itu guru zaman sekarang ataupun zaman dahulu semuanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pada artikel sebelumnya saya telah membahas tentang “Metode ‘Keras, apakah Manjur”. Nah, kali ini saya akan berbicara mengenai 5 Perbedaan Guru Dulu dan Sekarang. Hal apa sajakah yang membedakan guru Zaman Dulu dan Sekarang ? ini dia ..

1.Cara Mengajar
Cara mengajar yang diterapkan oleh guru zaman dulu umumnya adalah dengan menggunakan penjelasan yang bertele-tele, yang sepertinya setiap kata yang ada di buku itu dibaca. Dengan metode ini, pengetahuan yang diterima siswa hanya bersumber dari sang guru saja. Sedangkan guru zaman sekarang lebih sering hanya menjelaskan secara singkat materinya, lalu mempersilahkan para siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan. Dengan cara ini, siswa jadi terpacu untuk mengembangkan pengetahuannya di luar sekolah. Misalnya dengan browsing di Internet, mengikuti kursus, dan lain sebagainya. Pengetahuan yang didapat pun akan semakin banyak

2.Cara Menasihati Siswa
Cara menasihati siswa yang dilakukan oleh guru-guru zaman dulu adalah dengan kalimat- kalimat yang biasanya kasar. Seperti menyinggung kondisi ekonomi keluarganya, penampilannya, dan lain sebagainya. Hal ini akan membuat para siswa saat itu menjadi berfikir keras agar tidak akan diledek oleh guru-guru mereka. Perlakuan berbeda dilakukan guru zaman sekarang. Mereka biasanya menasihati para murid hanya dengan nasihat-nasihat yang halus dan tidak sampai menyinggung perasaan murid tersebut. Cara ini kurang efektif karena murid kadang-kadang hanya mendengarkan di telinga kanan dan keluar di telinga kiri.

3.Cara Berinteraksi Diluar Kelas
Guru-guru zaman dulu dengan gaya mengajarnya kaku, diluar kelas apabila disapa oleh murid nya, mereka hanya tersenyum lalu berlalu begitu saja. Karena dalam diri mereka, ada suatu doktrin yang menjelaskan bahwa ada garis pemisah antara guru dan murid. Jadi, sang murid harus sangat menghormati gurunya. Sedangkan guru zaman sekarang lebih luwes dalam berinteraksi diluar kelas. Misalkan saja ada murid-muridnya yang menyapa,mereka akan tersenyum lepas dan kadang-kadang justru bercanda dengan murid-muridnyaitu. Seakan akan tidak ada garis batas antara murid dan guru. Guru pun bisa dijadikan tempat untuk mencurahkan segala isi hati kita (curhat) tentang sekolah maupun kehidupan sehari-hari kita.

4.Penggunaan Teknologi
Ketika zaman dulu, yang mana saat itu teknologi belum secanggih sekarang ini, seorang guru apabila ingin menjelaskan materinya, hanya dengan menggunakan kapur dan papan tulis kayu saja. Atau bila dengan alat bantu, paling jauh hanya menggunakan peta untuk pelajaran geografi. Hal yang sangat berbeda dilakukan oleh guru zaman sekarang. Guru sekarang lebih senang menuliskan materi ajarnya di sebuah file presentasi yang nanti hasilnya bisa ditampilkan di layar menggunakan LCD proyektor. Disamping lebih praktis, cara ini bisa membantu para siswa untuk mengetahui lebih detail suatu gambar/objek/benda.

5.Pemberian Nilai Pemberian nilai yang dilakukan oleh guru zaman dulu adalah selain nilai asli, ada nilai yang diambil secara subyektif oleh guru tersebut. Hal-hal yang dinilai antara lain adalah kesopanan, etika, dan keantusiasan siswa tersebut dalam mendalami materi yang diajarkan guru tersebut. Sehingga dengan cara itu, nilai siswa benar-benar asli sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa tersebut. Berbeda dengan guru zaman sekarang. Kebanyakan guru zaman sekarang hanya mengisi kolom nilai seorang murid hanya dari hasil rata-rata ulangan ditambah tugas, dan keaktifannya dalam bertanya ataupun menjawab. Sehingga tidak jarang nilai yang muncul di rapor tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya dari murid tersebut.

Guru zaman dahulu dan zaman sekarang ternyata memiliki perbedaan yang sangat menonjol, dan ini menunjukkan ciri khas masing-masing guru. Nah, alangkah lebih baik, apabila hal yang baik di masa lalu diterapkan di masa kini dan hal yang buruk dijadikan pelajaran. Well, bagaimana Sobat Bloggers ? setujukah dengan opini diatas

26 Februari 2012

“INI BUDI”



“INI BUDI”, inilah kira-kira kurikulum paling awal ketika aku belajar mengeja hingga membaca saat masih di bangku sekolah dasar. Kata “INI BUDI” itu begitu melekat hingga saat ini, dan ternyata kurikulum itupun sempat lama sekali menjadi kurikulum tetap untuk belajar mengeja dan membaca di bangku sekolah dasar. Terkadang muncul dibenakku kenapa harus nama “ BUDI” yang menjadi ikon tersebut, kenapa tidak Bambang, Ujang ataupun Jampang, toh nama-nama tersebut juga nama asli Indonesia. Tapi biarlah mungkin saat itu sang penulis buku pelajaran, lebih nyaman dengan nama “BUDI”. Atau bisa juga nama “BUDI” merupakan nama yang paling sederhana, mudah di ingat dan di eja.

Tapi memang benar “BUDI” adalah nama yang cukup singkat dan mudah untuk di ingat siapapun tak terkecuali untuk anak-anak. Mungkin di negri ini tak terhitung berapa jumlah nama orang Indonesia dengan nama BUDI, begitu pasaranya nama BUDI, bahkan aku sempat menghitung brapa banyak jumlah temanku yang bernama BUDI dan ternyata lumayan banyak sekitar diatas 30 Orang. Dari sekian banyak temanku yang bernama BUDI, ternyata tak satupun beridentitas orang bule dan sepertinya nama BUDI memang tak cocok untuk bule. Mungkin cukup unik juga kalo ada orang bule bernama BUDI, kalo pun ada pasti bule lokal.

Tapi jika kembali ke masalah kurikulum membaca pada jamanku dulu, Kata “INI BUDI” memang cukup menjadi sebuah fenomena yang tak bisa dipungkiri keabadianya untuk beberapa zaman. Sebuah keabadian sejarah dunia pendidikan yang bakal menjadi kenangan masa lalu yang tertimbun dengan kurikulum baru namun tetap tak terlupakan.

Kalau menilik dari makna kata “BUDI”, memang berarti sesuatu yang baik. BUDI sebagai kata benda merupakan sesuatu yang berati sebuah prilaku atau karakter yang baik. Dan jika menjadi kata sifat dengan awalan ber-BUDI, maka menandakan subyeknya adalah orang yang memiliki karakter atau prilaku kearifan dan dapat juga diartikan memiliki akal yang baik. Sebuah kata mem-BUDI dayakan dalam kalimat ini, juga berarti sebuah kemampuan.

Jadi begitu luhurnya makna kata “BUDI” dalam bahasa nasional. Sehingga wajarlah jika kurikulum awal pada zamanku dulu menggunakan kata “BUDI” untuk sebuah nama atau sebuah simbolisasi yang mudah di tangkap dan di eja serta dipelajari karena maknanyapun begitu bagus terutama bagi anak-anak yang sudah mulai belajar membaca.

Jika di Indonesia ada nama “BUDI”, mungkin di negara barat ada nama “JOHN”. Tapi aku kurang paham filosofi Kata “JOHN”. Yang kuketahui selain untuk nama seseorang, JHON juga sering digunakan untuk memanggil seseorang yang belum diketahui namanya, mungkin bisa juga bermakna BUNG. Bahkan terkadang kata “JOHN” juga bisa diselewengkan menjadi makna kalimat SLANG yang bermakna negative. Tapi di Indonesia tak sedikit yang menggunakan nama JOHN untuk sebuah nama yang di kombinasikan dengan nama Indonesia.

Sama halnya dengan kata BUDI, ternyata kata JOHN juga menjadi kurikulum yang sering di ajarkan di negara barat untuk kalangan anak-anak dalam memahami bacaan. “INI BUDI” atau “THIS IS JOHN” kira-kira begitu.

Jika orang Indonesia banyak yang menggunakan nama BUDI karena paham arti nama tersebut, dan orang barat tidak ada yang menggunakan nama BUDI karena tidak paham arti nama tersebut serta mungkin tidak lazim mereka pakai nama itu. Tetapi orang Indonesia banyak yang menggunakan nama JOHN.

Mungkin saja jika orang barat tahu dengan baik, arti dan makna kata BUDI, maka tak menutup kemungkinan suatu hari nama BUDI menjadi go internasional. Misalnya BUDI Shakespear, BUDI Gonzalles, BUDI Inzagi, BUDI Ferguson, BUDI Klinsmann, BUDI Yamamoto, dan BUDI BUDI yang lain. 

21 Februari 2012

Kerendahan Hati : Puisi oleh Taufik Ismail


Kalau engkau tak mampu menjadi beringin 
Yang tegak di puncak bukit 
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, 
Yang tumbuh di tepi danau 

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, 
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang 
Memperkuat tanggul pinggiran jalan 

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya 
Jadilah saja jalan kecil, 
Tetapi jalan setapak yang 
Membawa orang ke mata air 

Tidaklah semua menjadi kapten 
Tentu harus ada awak kapalnya…. 
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi Rendahnya nilai dirimu 
Jadilah saja dirimu…. 
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

Kamus basa sunda


Bagéa para wargi! Sim kuringi mosting kamus basa Sunda-Indonesia-Inggris. Mugia ieu kamus mangpaat pikeun urang saréréa. Mangga titénan.

abdi : saya; I

anjeun : anda, kamu; you

anjeunna : dia, dirinya; he / she

apal; ngapalkeun : menghafal; to memorize by heart

atikan : pendidikan; education

basisir : pesisir; shore

bireuk : hafal; know by heart

batur1 : asing; strange

batur2 : teman; company

betus : membuka rahasia; to reveal

cacah kuricakan : rakyat jelata; proletar

cerek; nyerek : menangkap; to catch

cocodot : keluang (kalong); fruit-eating bat

cagap; nyagapan : menyentuh; to touch

dalang : dalang; master of puppet

deungeun : asing; strange

dukun lepus : dukun sakti; sacred witch-doctor

diajar : belajar; to study

élmu : ilmu; knowledge

enggoning : dalam rangka; in order to

ésér; ngésér : bergeser; shift

géréwégan : cengeng; whine

gilir; bagilir : bergiliran; alternate

guru : guru; teacher

gedé; gegedéan; gegedén : bangsawan, pejabat; noble, lord

gédéng; sagédéngeun : di sebelah,di samping; next to

genah; ngeunah : enak, nyaman; comfortable

guar; ngaguar : mengingat kembali; brush up on

hidep : anda, kamu; you

hurip : hidup dalam kedamaian; to live peacefully

irut; pangirut : daya tarik; attraction

kahormatan : citra; image

kamashur; kasohor : terkenal; famous, popular, outstanding

karancagéan : keahlian; skill

kulawedet : keluarga; family

kuring : saya; I

langgar; ngalanggar : melanggar; break (the law, etc.)

logojo : algojo; executor

luhung; luhur : tinggi; high

mandiri : mandiri; stand alone

manéh : anda, kamu; you

manéhna : dia, dirinya; he/she

marakayangan : menghantui; to haunt

maranéhna : kalian; you

mekar; ngamekarkeun : mengembangkan; developing, fostering

metu : mempan; successfully applied

meuweuh : banyak bermunculan; popping out

murus; muncrut : mencret; diarrhea

monés; kamonésan : keahlian; skill

mumulé; ngamumule : melestarikan; to conserve, preserve

murid : murid; student

ngémploh : hijau subur (tanaman); evergreen

nonoman : pemuda, pemudi; youth

pabukon : perpustakaan; library

paguron : perguruan; school

pakakas : sarana, alat; medium, tools

panalungtikan : penelitian; research

panceg : tetap, teguh; firm

puseur : pusat; center

panyarék : larangan; prohibition

pernahna : adanya, tempatnya; in place

pinton; mintonkeun : mempertunjukkan; to show

puseur : pusat; center

pustakamangsa : majalah; magazine

ranjah; diranjah : dirampok; robbed

rampa; dirampaan : disentuh; touched

rempak; ngarempak : melanggar; break (the law, etc.)

rédés : tersusun; arranged in orderly fashion

rojong; dirojong : didukung; supported

rongkong; rorongkong : tulang kerangka manusia; human skeleton

sebar; sumebar : menyebar; spread

sindén : penyanyi; singer

salin jinis : berubah menjadi; turn into

samanéa : sembarangan; ordinary

sélér bangsa : suku bangsa; tribe

seukseuk; diseukseukan : dimarahi habis-habisan; called down

somah : rakyat biasa; ordinary people

surup; nyurup : menyurup; fitting

kasurupan : kesurupan; possessed

telah; katelah : terkenal; popular

tétéla; nétélakeun : menjelaskan; to explain

tumut : taat; loyal, obedient

tarékah : usaha; effort

tumaninah : enak, nyaman; comfortable

ulon-ulon : pengacau; agitator

urang1 : kita; we

urang2 : orang; people

walurat; kawaluratan : kemiskinan; poverty

wanoh; diwanohkeun : dikenalkan; to be introduced, to get acquainted

wengku; wewengkon : seputar wilayah; region

widang : bidang; field

16 Februari 2012

Satu Jiwa Pelopor Reformasi Negara












Kebanggaanku kepada Negaraku tak akan surut, 
meski kondisi negaraku saat ini sedang dalam kondisi yang carut marut







Belajar dari Gelas



Ada lima macam sikap murid yang belajar kepada seorang guru. Kelima macam murid ini di ibaratkan dengan 5 macam gelas.

Gelas Pertama adalah perumpamaan sikap seorang murid yang ideal.

Gelas Kedua adalah gelas yang tertutup. Karena tertutup gelas ini tidak tidak dapat diisi dengan apapun. Gelas ini menggambarkan sikap seorang murid yang tidak mau menerima apapun kata-kata dari siapapun. Murid ini menganggap ajaran orang lain adalah salah, meskipun dirinya tidak tahu apa yang benar. Ia tidak mau menimbang dan merenungkan kata-kata orang lain.

Gelas Ketiga adalah gelas yang sudah penuh berisi air. Karena itu tidak dapat juga di isi dengan apapun. Gelas ini menggambarkan sikap seorang murid yang mau mendengar, tetapi karena di dalam dirinya sudah ada ajaran yang dia percaya pasti benar, maka ajaran yang baru tidak bisa masuk. Ajaran yang sudah ia dengar ini menghalangi dirinya untuk mau menimbang dan merenungkan kata-kata guru.

Gelas Keempat adalah gelas yang pecah. Karena itu sekalipun dapat diisi, gelas ini tidak bisa menampung air yang dituangkan kedalamnya. Gelas ini menggambarkan seorang murid yang tidak mampu mencerna ajaran. Karena itu, meskipun murid ini mau mendengar, mau merenungkan ajaran yang diterima, ada halangan yang membuat dirinya tidak mampu memahami ajaran. Entah itu halangan fisik, halangan mental, atau kebodohan.

Gelas Kelima adalah gelas yang berisi kotoran. Karena itu apapun yang dituangkan ke dalam gelas ini akan menjadi kotor. Gelas ini menggambarkan seorang murid yang punya sikap jahat. Jika murid ini bertemu dengan yang lebih pandai, ia akan menjadi iri. Kalau bertemu dengan yang lebih bodoh, ia akan menghina. Kalau bertemu dengan yang setara, ia menganggapnya sebagai pesaing. Murid seperti gelas ke lima adalah tipe orang yang paling dihindari oleh seorang guru. Jika ada murid seperti ini, guru yang bijaksana akan menjauh.

Marilah kita semua menjadi murid-murid seperti gelas yang pertama.

15 Februari 2012

Contoh Judul Disertasi Doktoral



KETIMPANGAN FISKAL VERTIKAL DAN FORMULA ALTERNATIF DANA ALOKASI UMUM (DAU).

KEBIJAKAN DEVISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA.

PENGARUH INDUSRTRIALISASI SUBTITUSI IMPOR TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA (KASUS SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR INDONESIA, 1971-1985).

MASALAH KEMISKINAN PADA MASYARAKAT NELAYAN (STUDI TENTANG STRATEGI EKONOMI POLITIK DAN POLA SURVIVAL MASYARAKAT NELAYAN MISKIN DI DAERAH KABUPATEN DONGGALA PROPINSI SULAWESI TENGAH) .

PENGAMBILAN KREDIT OLEH PETANI DAN PERANANNYA DALAM USAHA RUMAH TANGGA TANI DI PULAU LOMBOK.

PEMANFAATAN KREDIT BAGI USAHA RUMAH TANGGA TANI DI PULAU LOMBOK.

KAJIAN RAYAP COPTOTERMES CURVIGNATHUS HOLMOGREN (ISOPTERA: RHINOTERMITIDAE) PADA PERTANAMAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT.

USULAN PENELITIAN UNTUK DISERTASI S-3: ANALISIS SISTEM PUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU BULAT DI INDONESIA.

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TELEVISI TERHADAP PENYIMPANGAN NILAI DAN PERILAKU KHALAYAK DI KOTAMADYA DATI II YOGYAKARTA.

PERANAN ELITE SIPIL DAN ELITE MILITER DALAM DINAMIKA INTEGRASI NASIONAL DI INDONESIA (KASUS ETNIK MINANGKABAU DI DAERAH SUMATERA BARAT 1945-1984).

PENGATURAN PENGUASAAN ATAS TANAH DALAM HUKUM NASIONAL TENTANG TANAH DAN DI KAWASAN INDUSTRI.

MODEL UNTUK PENDUGAAN MUATAN SEDIMEN TERSUSPENSI MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH.

DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN KOTA YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN FOTO UDARA MULTI WAKTU.

DIFUSI INOVASI BUDIDAYA PERTANIAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI (STUDI KASUS DI TRANSMIGRASI ARSO KABUPATEN JAYAPURA).

POLA SIDIK BIBIR PADA RAS MONGGOLID DAN RAS AUSTRALOMELANESID (TELAAH ANTROPOLIS PADA DUA KELOMPOK POPULASI DI YOGYAKARATA DAN TIMUR).

GENETIC ANALISYS OF SPODOPTERA LITURA MULTIPLE NUCLEPOLYHDROVIRUS IN INDONESIA.

MOLECULAR ANALISIS OF SPODOPTERA LITURA MULTIPLE NUCLEPOLYHDROVIRUS (SPLT MNPV) IN INDONESIA.

MODE CHOICE OF FREIGHT TRANSPORT IN JAVA : AN EXPERIMENTAL STUDY (FULFILLMENT FOR A DOCTOR DEGREE IN ECONOMICS).

PERBEDAAN KEMAMPUAN GERAK MURID-MURID PUTERI DAN PUTERA SEKOLAH DASAR DI PEDESAAN DENGAN MURID-MURID PUTERI DAN PUTERA SEKOLAH DASAR DI KOTA.

“JAMIN” SEBUAH PROSES KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG INTEGRASI SOSIAL SUKU BANGSA JAWA DENGAN MINANGKABAU DI SITIUNG SUMATERA BARAT.

PELAKSANAAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH.

GLOBALISASI DAN IMPLIKASINYA PADA PERAN PAD DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (SUATU STUDI KASUS DATI II DI GRESIK DAN DATI II SIDOARJO).

MENUJU NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA : PERANAN PEMIMPIN LOKAL DALAM DINAMIKA POLITIK DI SULAWESI SELATAN DAN SUMATERA TIMUR.

PEMILIHAN BAHAS JAWA DAN BAHASA INDONESIA PADA MASYARAKAT BANYUMAS : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK.

KEWARGANEGARAAN RI DITINJAU DARI UUD 1945.

PERMODELAN CITRA DIGITAL PERUBAHAN LINGKUNGAN BIOGEOFISIK WILAYAH PESISIR MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT TM.

GERAKAN “PEMURNIAN ISLAM” DI PEDESAAN (KASUS MUHAMMADIYAH KECAMATAN WULUNGAN JEMBER JATIM).

“RADIKALISME PETANI MASA ORDE BARU” (STUDI MENGENAI GERAKAN RADIKAL PETANI DI KECAMATAN RUMBIPUJI JENGGAWAH DAN MUMBULSARI, KABUPATEN JEMBER JATIM).

PEMBANGUNAN BERWAWASAN MARTABAT MANUSIA: STUDI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MODEL PEMBANGUNAN MANUSIA.

INTERAKSI SOSIAL DI DAERAH TRANSMIGRASI (STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES INTEGRASI TRANSMIGRAN DENGAN PENDUDUK SETEMPAT DI KENDARI).

KELEKATAN TRANSMIGRAN JAWA PADA AREA TRANSMIGRASI DI PALINGKAN (KALTENG), RAWA MUNING DAN SEPAGAR (KALSEL).

MIGRASI PENDUDUK DAN KELESTARIAN DESA ADAT (STUDI KASUS REMITAN MIGRAN DESA ADAT BERATAN DI DAERAH PROPINSI BALI).

MIGRASI INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN DAERAH : STUDI PEMANFAATAN REMITAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT.

KARAKTERISTIK KECELAKAAN SEPEDA MOTOR, SUATU PENDEKATAN LINGKUTAN PERILAKU (STUDI KASUS DI PERKOTAAN YOGYAKARTA).

KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA : MAKNA REALITAS SOSIAL IKLAN TELEVISI DALAM MASYARAKAT KAPITALISTIK.

NEWTON HOMOTOPY ALGORITIMS FOR COMPUTING THE SOLUTION OF NONLINIER SYSTEMS.

PEMBAGIAN KEKUASAAN SUAMI ISTRI DI KALANGAN PRIYAYI DAN WONG CILIK.

PEMERIKSAAN KANDUNGAN FLAVONOID ERIOBOTRYA JAPANICALINDL.

KETIDAKADILAN AKSES PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN DI INDONESIA.

DECUPTIONAL CHOICE IN INDONESIA:THE CASE OG THE LAW STUDENT OF GADJAH MADDA UNIVERSITY.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL DAN PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP BIAYA MODAL PADA PD. BANK PASAR DI JAWA TENGAH.

ANALISIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA UDANG LAUT KALSEL.

ANALISIS KONSUMSI BERAS DI INDONESIA.

USAHA PENANGKAPAN UDANG LAUT BERDASARKAN PRINSIP KELESTARAIANNAY DI KALSEL.

THE EFFECTS OF SINGLE AND DUAL INOCULATIONS OF ARBUSCULAR MY CORRHIZAL FUNGILAMF ON PLANT GRUTH, AND THE HDH AND EST ISOZ MF PROFILES OF MAIZE ROOTS (ZEA MAGG L)

DAMPAK MONETER KEBIJAKAN DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH : PERANAN ALA NALAR DALAM SIMULASI MODEL MAKRO EKONOMI INDONESIA (1983:1:200:4).

ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH DAN IMPLIKASINYA PADA PEREKONOMIAN INDONESIA PERIODE 1990.1-2004.11

KEBIJAKAN KRIMINALISASI PERANAN DAERAH GUNA MEWUJUDKAN SINGKRONISASI HUKUM PIDANA LOKAL DENGAN HUKUM PIDANA MODIFIKASI.

INSENTIF EKONOMI DAN DAYA SAING USAHA TANI SAPI PERAH PENGHASILAN BAHAN BAKU INDUSTI PENGOLAHAN SUSU (IPS) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

SOLUTION OF STIFF TWO POINT BOUNDARY VALUW PROBLEMS USING DEPERRED CORRECTION SCHEME.

BUDAYA ORGANISASI DAN EFEKTIVITAS PERUSAHAAN.

MAKNA KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA MENURUT BAB III UNDANG UNDANG DASAR 1945.

UNCON STRAINED OPTIMIZATION METHODS BASED ON DIRECT UP DATING OF NESSIAN FACTORS.

EFEK KEBIJAKAN TARIF IMPORT TERHADAP IMPOR DAN PRODUKSI GULA INDONESIA.

PERILAKU INFLASI DI INDONESIA 1990:1-2003:3

PERBANDINGAN BERBAGAI METODE UNTUK MENDETEKSI BIAS BUTIR.

SPUTTERRING METHOD FOR SUPERIOR PIEZOZLETRIC ZNO THIN FILMS MATERIAL FOR GAS SENSOR.

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA ORGANISASI.

FAKTOR PROGNOSIS KANKER PAYUDARA OPERABEL DI YOGYAKARTA.

PENGARUH KINERJA PENGOPERASIAN DAN KINERJA PENYERAHAN JASA KELISTRIKAN TERHADAP NILAI PELANGGAN DAN CITRA PERUSAHAAN SERTA EFEKNYA TERHADAP KESETIAAN PELANGGAN LISTRIK RUMAH TANGGA DI JAWA

COMBINATORIAL ISOMOPHISM INSOME CLASSED OF PATTERN AUOLDING PERMUTATIONS

KOSONG

ANALISIS PERMINTAAN DAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK PENANGKAL PETIR DI INDONESIA.

VARIASI VEKTOR: SEBAGAI UKURAN DISPERSI MULTIVARIANT: DISTRIBUSI LIMIT DAN PENERAPANNYA.

HUBUNGAN ANTARA VARIABEL KONTINGENSI DAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA UNIT BISNIS STRATEGI.

PENGARUH INTERAKSI ANTARA VARIABEL KONTINGENSI DAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA UNIT BISNIS STRATEGI.

PENGARUH KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA ORGANISASI

GENETIKA KETAHANAN DAN PEMULIAAN KEDELAI (GIYCINE MAX L) TERHADAP VIRUS KERDIL (SAYBEAN STANT VIRUS)

SIKAP NORMA SUBYEKTIF DAN NIAT PRO LINGKUNGAN HIDUP SANTRI PEREMPUAN DAN SANTRI LAKI-LAKI.

PERANAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH DALAM PENGUATAN INTEGRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.

VISUALIASI KARTOGRAFIS DIGITAL BERDASARKAN ANALISIS KOGNITIF VISUAL.

STUDI FARMA KUKINETIK KARBAMAZEPIN PADA SUKARELAWAN SEHAT DAN PENDERITA EPILEPSI ORANG INDONESIA “PADA ETNIK KETURUNAN CINA DAN PRIBUMI ASLI”

GERAKAN PEMURNIAN ISLAM DI PEDESAAN (KASUS MUHAMMADIYAH KECAMATAN WULUHAN JEMBER JATIM).

RANCANGAN PERCOBAAN OPTIMAL DAN KONDISI OPTIMUM PADA MODEL PERMUKAAN MULTIRESPON.

ESTIMATOR SPLINE DALAM REGRESI NON PARAMETRIK DAN SEMIPARAMETRIK.

CONSTRUCTION AND PERFORMANCE OF CO2 LASER DRIVEN PHOTO ACOUSTIC SPECTROMETER AS A MONITOR OF ETHYLENE EMISSION IN POSTTHAVEST METABOLISM OF TROPICAL FRITS.

K-CYCLE AND UNIFIED EQUATION OF STATE

MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER JALUR SUKU BUNGA DI INDONESIA.

ANALISIS PERMINTAAN DAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK PENANGKAL PETIR DI INDONESIA.

DISTORSI FUNGSI ANGGARAN DALAM ORGANISASI PENGARUH POLITIK DALAM PARTISIPASI PADA PERUSAHAAN BUMN PERKEBUNAN DI INDONESIA

PENGARUH PROMOSI DAN MUTU PELAYANAN TERHADAP CITRA INSTITUSI SERTA APLIKASINYA PADA PROSES KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMILIH PERGURUAN TINGGI SWASTA (STUDI EMPIRIS PADA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DI KOPERASI WILAYAH III DKI JAKARTA).

DEVELOPING COMMUNICATIVE LANGUAGE TESTS FOR SENIOR HIGH SCHOOL

SELF BURTIORING AS A PART OF ACTIVE PROCESSING IN READING COMPREHENSION A CASE STUDY

PEMBUANGAN LIMBAH DALAM PERAIRAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI KEUANGAN SIFAT OSEANOGRAFI BIOFISIK KIMIA DAN PRODUKSI IKAN TERI (STELOPHORUS SPP) PERAIRAN LAUT TELUK AMBON.

UNCONSTAINED OPTIMIZATION METHODA BASED ON DIRECT UPDATING OF HESSIAN FACTORS.

SOLUTION OF STATE TWO POINT BOUNDARY VALUE PROBLEMS ARISING IN THE METHOD OF LINES IN PZRTIAL DIFFERINTIAL EQUATIONS USING DEFERRED CORRECTION SCHEMY

STRUKUR CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA PERUSAHAAN PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN STRATEGI DIVERSIFIKASI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN.

PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN LAUT DARI PENCEMARAN YANG BRERSUMBER DARI KAPAL : KONSEKUENSI PENERAPAN HAK PELAYARAN INTERNASIONAL MELALUI PERAIRAN INDONESIA

PERBANDINGAN BERBAGAI METODE UNTUK MENDETEKSI BIAS BUTIR

INTEGRASI SISTEM PANGA DERRENG (ADAT) DENGAN SISTEM SYARIAT SEBAGAI PANDANGAN HIDUP ORANG BUGIS DALAM LONTARAK LATOA

KONSEP MANUSIA SEBAGAI PEMBENTUK KEBUDAYAAN DALAM AL QUR’AN

INFORMASI ASIMETRI DAN KONTROL MANAJEMEN ANALISIS KEPEKAAN INVESTASI LEVERAGE TERHADAP PEMILIHAN SUMBER-SUMBER PENDANAAN.

PROSES PEMBENTUKAN HARGA SAHAM ANTAR BURSA EFEK DI PASAR (PENDEKATAN KOINTEGRASI DAN MODEL KOREKSI KESALAHAN)

PENILAIAN BERBAGAI UJI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL BEBERAPA GENOTIPE PADI DI LAHAN PASANG SURUT BERJENIS TANAH GAMBUT

SEMANTTIC QUERY TRANSFORMATION FOR THE INTELEGENT INTEGRATION OF INFORMATION SOURCES.

KOINTEGRASI, KOREKSI KESALAHAN DAN KETERBUKAAN HARGA ANTAR BURSA KASUS NYSE – LSE DAN NYSE – LSE – JSX

KONSEP MORAL DALAM SERAT SCUI KARYA YASADIPURA

CONTEXTUAL ANALYSIS ON INDONESIA ELECTORAL BEHAVIOR

12 Februari 2012

Hidup Untuk Memberi




Disuatu sore hari pada saat aku pulang kantor dengan mengendarai sepeda motor, aku disuguhkan suatu drama kecil yang sangat menarik, seorang anak kecil berumur lebih kurang sepuluh tahun dengan sangat sigapnya menyalip disela-sela kepadatan kendaraan disebuah lampu merah perempatan jalan di Jakarta.

Dengan membawa bungkusan yang cukup banyak diayunkannya sepeda berwarna biru muda, sambil membagikan bungkusan tersebut ,ia menyapa akrab setiap orang, dari Tukang koran , Penyapu jalan, Tuna wisma sampai Pak polisi.

Pemandangan ini membuatku tertarik, pikiran ku langsung melayang membayangkan apa yang diberikan si anak kecil tersebut dengan bungkusannya, apakah dia berjualan ? “kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya atau…??, untuk membunuh rasa penasaran ku, aku pun membuntuti si anak kecil tersebut sampai disebrang jalan, setelah itu aku langsung menyapa anak tersebut untuk aku ajak berbincang-bincang. De, “boleh kakak bertanya” ? silahkan kak, kalau boleh tahu yang barusan adik bagikan ketukang koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan pak polisi, itu apa ?, oh… itu bungkusan nasi dan sedikit lauk kak, memang kenapa kak!, dengan sedikit heran, sambil ia balik bertanya.

Oh.. tidak!, kakak Cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu, kelihatan kamu sudah terbiasa dan cukup akrab dengan mereka. Apa kamu sudah lama kenal dengan mereka? Lalu, Adik kecil ini mulai bercerita, “Dulu ! aku dan ibuku sama seperti mereka hanya seorang tuna wisma ”,setiap hari bekerja hanya mengharapkan belaskasihan banyak orang, dan seperti kakak ketahui hidup di Jakarta begitu sulit, sampai kami sering tidak makan, waktu siang hari kami kepanasan dan waktu malam hari kami kedinginan ditambah lagi pada musim hujan kami sering kehujanan, apabila kami mengingat waktu dulu, kami sangat-sangat sedih , namun setelah ibu ku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik.

Maka dari itu ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita dulu , jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yang cukup , kenapa kita tidak dapat berbagi kepada mereka.

Yang ibu ku selalu katakan “ hidup harus berarti buat banyak orang “, karena pada saat kita kembali kepada Sang Pencipta tidak ada yang kita bawa, hanya satu yang kita bawa yaitu Kasih kepada sesama serta Amal dan Perbuatan baik kita , kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang, kenapa kita harus tunda.

Karena menurut ibuku umur manusia terlalu singkat , hari ini kita memiliki segalanya, namun satu jam kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta,” Apa yang kita bawa”?. Kata-kata adik kecil ini sangat menusuk hati ku, saat itu juga aku merasa menjadi orang yang tidak berguna, bahkan aku merasa tidak lebih dari seonggok sampah yang tidak ada gunanya,dibandingkan adik kecil ini. Aku yang selama ini merasa menjadi orang hebat dengan pendidikan dan jabatan tinggi, namun untuk hal seperti ini, aku merasa lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu dan sangat malu. Yah.. Tuhan, Ampuni aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku kepada Mu.

Hanya Kasih yang sempurna serta Iman dan Pengharapan kepada Mu lah yang dapat mengiringiku masuk keSurga. Terima kasih adik kecil, kamu adalah malaikat ku yang menyadarkan aku dari tidur nyenyak ku.

(Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.)

Lakukanlah perkara-perkara kecil, dengan membagikan cerita ini kepada semua orang, semoga hasil yang didapat dari hal yang kecil ini berdampak besar buat banyak orang.

Antara Hari Ini dan Esok


“Antara nyata dan tidak, antara mau dan tidak mau tapi itu semua adalah sebuah titik bahwa kita harus sadar bahwa kita adalah sebaik-baiknya umat ketika kita mampu menampakan sisi keislaman yang sebenarnya tanpa ada dikotomi antara tauhid dan aspek dunia.”

Cianjur, Desember 2012 adalah sebuah kumpulan cerita yang abstrak dan tak bisa diprediksi, namun seorang manusia yang wajar adalah seseorang selalu mempersiapkan segalanya atau selengkapnya dengan baik untuk songsong masa depan.

Allah Swt. Berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr ayat 18 :

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

 Muslim yang baik adalah muslim yang sudah tahu betul apa yang akan dilakukan pada hari ini, dan ia sadar bahwa apa yang ia lakukan hari ini akan memberikan dampak yang signifikan pada masa mendatang. Tak ada nilai-nilai keraguan ataupun nilai yang cenderung kepada sikap pesimistis, karena semua tahu bahwa esok adalah abstrak dan harus dipersiapkan dengan matang.

Indonesia adalah negeri muslim terbesar di dunia, yang merupakan asset yang berharga dan merupakan tolak ukur dari masyarakat muslim dunia.

Karena itulah wajah dunia muslim Indonesia selalu menjadi sorotan yang paling tajam, sehingga ia merupakan sebuah informasi penting dalam segala kepentingannya. Muslim Indonesia dengan ciri yang lebih moderat bahkan mampu memposisikan diri sebagai negara muslim yang mampu menerapkan kesejukan, merupakan wajah lain dari dunia Islam yang cenderung kekinian dianggap sebagai agama radikal,agama teroris.

Oleh karena itu menurut hemat saya, posisi tawar itu merupakan hal yang berharga yang harus terus diperankan oleh Indonesia. Dan juga dengan posisi yang demikian, seharusnya peran kita pun sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar harus lebih signifkan dalam kancah dunia internasional. Sebagai negara mayoritas muslim, sudah seharusnya juga mempersiapkan diri untuk menjadi negara yang mampu berkompetisi dengan masyarakat internasional. Kita seharusnya tidak perlu takut lagi dengan era pasar bebas jika sudah mempersiapkan dengan matang tentang kader-kader penerus.

Namun sayang, kita ini terlalu sering terjebak dalam pemikiran pragmatis sehingga cita-cita kita yang termaktub dalam preambule UUD’45 yakni mewujukan masyarakat adil makmur hanya akan menjadi mimpi di siang bolong. 

Jika kita menilik dan mentadaburi QS Al Hasyr ayat 18 tadi, sungguh akan menjadi sangat menarik dan akan mampu menggenjot mental bangsa menjadi bangsa yang selalu memiliki perencanaan yang mantap dalam melangkah.

Namun permasalahnnya tidak sesederhana itu, karena kita sebagai bangsa yang mayoritas muslim sudah kehilangan akarnya dan kehilangan pegangan utamanya. Nilai moral sebagai seorang muslim salah satunya saja nilai silaturahim hanya terlihat setahun sekali dalam tradisi mudik, lalu nilai lain tentang Islam contoh kejujuran sudah tergerus oleh pemikiran “perut adalah segalanya” sehingga kita pun menjadi negara mayoritas muslim namun sebagai negara peringkat ketiga dalam korupsi.

Al Qur’an yang seharusnya menjadi pedoman dan tuntunan dalam melangkah kini hanya menjadi hiasan di sudut-sudut ruangan dihiasi dengan bingkai dan terlihat rapi karena memang belum pernah dibuka, atau mungkin ada dari kalangan yang terlihat hafal ayat Al Qur’an namun sayang hanya sekedar hafal dan hanya sampai di bibir saja belum sampai ke hati dan perwujudan dalam kehidupan. Kita hanya menjadi bangsa yang hanya sekedar namanya saja mayoritas Islam, namun kepribadian- kepribadiannya jauh dari konsep pribadi muslim sejati.

Ini yang menjadi polemik, ini yang menjadi rancu atau dengan bahasa yang lain “masa orang Islam takut dengan Islam”. Ada apa dengan ajaran Islam, dan ada apa dengan ketakutan yang menghampiri orang-orang muslim kini tentang ajaran agamanya? Contoh dalam hal ini orang “Islam” malas dengan mengeluarkan zakat, padahal dengan pengelolaan zakat itu orang miskin itu menjadi tidak ada (contoh dalam hal ini baitul mal yang dikelola Umar ibn Abdul Aziz) lalu kenapa harus takut jika itu memberi peluang hidup yang lebih baik kepada saudara kita yang miskin. Dan dalam hal ini tidak pernah ada cerita orang kaya jatuh miskin hanya gara-gara zakat, malah kekayaan kita akan bertambah banyak dan yang jelas semakin barakah. 

Islam di Indonesia seharusnya menjadi ruh dalam perubahan tataran moral pribadi-pribadinya, dari yang tak jelas menjadi semakin jelas, dari yang rapuh menjadi tatanan yang kuat. Islam seharusnya menjadi kekuatan perekat persatuan bangsa ini, dan bukan menjadi sebuah kata-kata yang tabu dalam ranah kenegaraan karena Islam itu menganut sistem rahmatan lil ‘alamin.

Islam Indonesia seharusnya menjadi pioner dalam tumbuh kembangnya pribadi muslim yang mewujudkan aspek tauhid dalam ilmu pengetahuan teknologi, kebudayaan serta kehidupan sosial kemasyarakatan tanpa menjadi masyarakat yang antipati terhadap lingkungan sekitar (eksklusif).

Konsep syumuliyatul Islam (kesempurnaan Islam) harus mampu diserap atau bahkan ditransfer ke dalam jiwa setiap muslim, agar ia menjadi sadar bahwa Islam itu bukan hanya mengurusi atau mengatur ibadah sholat, zakat, puasa, haji namun juga keselurahan kehidupan pribadi muslim diatur bahkan sampai ke ranah kenegaraan. Oleh karena itu, mulai saat ini kita harus segera sadar bahwa kita itu adalah negara dengan mayoritas muslim terbesar dan punya peran cukup signifikan dalam kancah internasional mulai mempersiapkan generasi penerus yang akan datang menjadi generasi yang bukan generasi mental lemah, bukan generasi bodoh, dan bukan generasi yang hanya bisa menjadi follower murni.

Kita harus menyediakan fasilitas-fasilitas untuk menunjang pembentukan pribadi-pribadi bermental pemenang, kita harus memberikan kucuran-kucuran dana yang cukup dan memadai kebutuhan kepada mereka yang berani berjuang mewujudkan cita-cita bangsa ini. Islam itu harus menjadi titik tolak berfikir, bergerak, berjuang seorang muslim, dan bukannya menjadi sebuah kejumudan.

Esok hari merupakan harapan bagi orang-orang yang optimis, dan Islam selalu mengajarkan sikap optimis dalam menjalani hidup. Sudah saatnya kita teriak “bebas merdeka” dari cengkraman nafsu syaitani yang selalu menyusun dan mendayung kita untuk menjauh dari Allah swt. dan Sunnah Rasulullah saw.

Sudah saatnya pula Islam Indonesia hari ini berjalan beriringan bersama Islam di seluruh dunia untuk sama-sama berfungsi sebagai pemimpin dunia yang mampu melayani umat dunia ini dalam kerangaka keragaman suku, budaya, bahasa, dan agama dan saya rasa Islam sudah selesai dalam kerangka keberagaman itu dengan QS Al Hujarat Ayat 13 dan QS Al Kafiruun ayat 6 dan Islam bukanlah agama yang ketika mengahadapi masalah harus selalu diselesaikan dengan peperangan (pedang terhunus).

Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kita saat ini punya peran dalam menjawab pertanyaan Islam Indonesia esok hari akan seperti apa? Allahu a’lam

Asyik, sekarang ada “persaingan” Guru+Dosen melawan Internet


Asyik, ini jaman “sesungguhnya” bagi seorang guru+dosen, mengapa? Kelompok pendidik ini sekarang tidak “diuji” oleh murid+mahasiswa atau guru+dosen lain, atau atasannya, tetapi oleh perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang punya pustaka ilmu nyaris unlimited dan mudah dicari kalau dibutuhkan. Namanya? Internet. Guru+Dosen akan menyerah? Jangan pesimislah …. jadi? Arus globalisasi serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini memang menuntut perubahan sikap dan pola pikir guru+dosen. Sebab, peran guru+dosen saat ini makin tersaingi dengan keberadaan Internet, mungkin juga oleh televisi. Sekolah+Kampus kini melalui guru+dosennya harus bisa menjadi lembaga yang tidak sekadar transfer ilmu, tetapi bagaimana membuat murid+mahasiswa supaya haus untuk mendapatkan transferan ilmu secara swasadar, termasuk juga dalam mempertahankan nilai-nilai luhur.

Internet dan televisi merupakan alternatif kuat sebagai sumber belajar. Sehingga hampir jadi kenyataan, perangkat ini menggeser peran dan fungsi guru+dosen yang PEMALAS & LELET sebagai sumber dan penyampai ilmu. Internet merupakan sumber referensi yang luas sekali, bisa mendalam juga, bisa berkadar positif, bisa pula menyajikan materi negatif untuk belajar siapapun, dimanapun, serta kapanpun. Guru+Dosen mana bisa begini? Artinya, jika guru+dosen tidak memutakhirkan dirinya terhadap perkembangan ilmu dan kemampuan ngenetnya tentu akan ditinggalkan murid+mahasiswanya, sehingga fungsinya yang sebagai motivator, konstruktor serta inspirator bagi murid+mahasiswanya akan menuju kematian, dan efeknya akan berjangka panjang dan sampai pada akhirnya diapun akan “mati” ditinggalkan murid+mahasiswanya. Apa yang dapat diharapkan dari guru+dosen semacam ini untuk mendongkrak daya saing bangsa dengan bangsa lain? Nihil. Fenomena situs jaringan pertemanan semacam Friendster, MySpace dan Facebook, makin menegaskan fenomena masyarakat digital. Dalam konsep ini, masyarakat bagaikan sebuah keluarga besar yang melintasi batas wilayah dan saling aktif bertukar informasi. Apalagi perangkat searching yang makin canggih dan kaya fitur memudahkan murid+mahasiswa mengakses informasi dan ilmu lebih cepat, lebih banyak dan bisa lebih akurat karena sangat mudah melakukan cross reference. Sekolah+Kampus mestinya merupakan promotor untuk how to know dan pendorong penggunaan perangkat ini secara baik dan benar serta sebagai benteng untuk menyaring infiltrasi budaya miring produk globalisasi yang tidak sesuai budaya lokal Indonesia. Di sinilah sekolah+kampus berperan sebagai kunci lembaga transfer sekaligus penjaga nilai. Guru+Dosen sejatinya tetap kunci dalam proses pembelajaran era sekarang. Namun, sebagai agen perubahan, guru+dosen dituntut harus mampu melakukan perubahan serta senantiasa memvalidasi serta memperbaharui kemampuannya, ketrampilannya dan librarynya agar sesuai dengan tuntutan zaman serta tidak “kedahuluan” murid+mahasiswanya.

Kalau masih banyak guru+dosen yang gagap teknologi, tanggungjawab siapa? Ya, tanggungjawab guru+dosen itu sepenuhnya. Ini pasti karena faktor individu itu sendiri yang nggak mau meng-update dan meng-upgrade diri sendiri. Kebangeten. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tentu menuntut pendidik wajib selalu “merubah” diri, dan cara termurah sekaligus termudah ya dengan memberdayakan Internet dalam proses perubahannya. Ada sebuah pemikiran yang menyatakan guru+dosen itu merupakan penentu kualitas peradaban suatu bangsa, ujung tombak pendidikan. Sekolah+Kampus adalah sarana, dan guru+dosen yang membantu proses agar bisa menghasilkan output berkualitas baik. Sekolah yang baik adalah sekolah yang sesungguhnya dapat mengantarkan individu “kurang” kemudian menjadi “lebih”. Banyak anggapan yang menyatakan guru+dosen saat ini tidak mau mengembangkan diri sendiri kecuali kepepet karena ada prpogram sertifikasi, kalau sudah begini bagaimana bisa menjadikan siswa+mahasiswa lebih baik dan mengembang.

Internet bagi sebagian guru+dosen masih dianggap sebagai sesuatu yang asing kok, bukan malah menganggap pesaing. Aneh. Harusnya dianggap pesaing, dan biasanya supaya seseorang nggak mau dikalahkan pesaingnya, dia akan memacu untuk berlatih dan bekerja keras mempertahankan, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesionalnya. Apalagi jika mampu menaklukkan internet sebagai “pesaingnya” guru+dosen malah bisa memanfaatkannya dengan baik, banyak hal yang bisa didapat melalui perangkat ini. Kalau kita sudah faham bahwa memang semua yang tersaji di internet itu tidak selalu baik, kita nggak perlu khawatir, selalu saja ada cara “melemahkannya” alias melakukan filterisasi, yang penting jangan pernah ada kebijakan asal laranganisasi, nggak jamannya lagi. Ada batasan-batasan yang rasanya tak perlu dimasuki siswa+mahasiswa di internet, iya itu. Untuk itu dibutuhkan kemampuan berinternet secara sehat, yang mestinya tidak cuma untuk guru+dosen saja, semua komponen masyarakat harus diajak perlilaku internetannya mengarah kesana.

Sehingga, ilustrasinya, kalau kita sempat berada di awang-awang sebentar sekarang ini, terus mata kita disorotkan ke dunia pendidikan kita, ada perasaan asyik juga melihat guru+dosen “berperang+bersaing” melawan internet …… artinya guru+dosen pinter-pinteran melawan internet, siapa yang kalah? Mestinya nggak ada yang kalah, kalau guru+dosen tahu positioning diri sebagai pendidik jaman informasi seperti sekarang ini, pasti nggak mau ketinggalan bergumul dengan internet …. terus siapa yang akan menang kalau “persaingan+peperangan” ini berjalan dengan fair dan kontinu? Tentu saja murid+mahasiswa, karena dia akan lebih cepat tumbuh berkembang dengan kualitas yang baik sesuai jamannya, dengan guru+dosennya pun tetap akur karena masih terjadi “keseimbangan upgrading+updating iptek” antara siswa+mahasiswa dengan guru+dosennya …. dan tentu saja pada akhirnya (diharapkan) mampu mendongkrak Human Development Index kita masa depan … bravo: Guru+Dosen >< Internet!

08 Februari 2012

Anggaran Kerja DPR Tahun 2012 Capai Rp. 2 Triliun


Anggaran kerja DPR pada tahun 2012 mengalami peningkatan. Untuk tahun 2012, DPR diberi anggaran kerja sebesar Rp 2 triliun.

Berdasarkan anggaran total satuan kerja DPR yang diperoleh detikcom dari BURT DPR, Senin (30/1/2012), total anggaran kerja DPR pada tahun 2012 mencapai Rp 2 triliun.

Anggaran seluruh AKD DPR meliputi semua komisi di DPR, pimpinan DPR, Baleg, Banggar, BURT, BKSAP, BAKN, dan BK DPR pada tahun 2011 DIPA nya mencapai Rp 755.506.220.000. Anggaran pada tahun 2012 naik menjadi Rp 900.770.545.000.

Anggaran hak dan keuangan dan administrasi dewan pada DIPA tahun 2011 sebesar Rp 914.179.370.000. Anggaran pada tahun 2012 naik menjadi Rp 1.034.729.168.000.

Anggaran dukungan substansi dewan juga meningkat. Anggaran pada tahun 2011 sebesar Rp 79.412.989.000 menjadi Rp 148.303.915.000.

Secara total memang anggaran kerja DPR meningkat tajam. Pada tahun 2011 sebesar Rp 1.749.098.585.000 menjadi Rp 2.086.803.428.000 pada tahun 2012.

Anggaran Komisi Juga Naik Signifikan

Selain anggaran Kerja yang mencapai angka fantastis senilai 2 Triliun, .anggaran masing-masing alat kelengkapan dewan baik Komisi maupun badan di DPR juga meningkat pada tahun 2012.

"Ya ada kenaikan," kata anggota BURT DPR dari PPP, Arwani Thomafi, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2012).

Berikut data anggaran masing-masing alat kelengkapan dewan setelah ditotal anggaran fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan, berdasarkan data dari BURT DPR:

- Komisi I DPR pada tahun 2011 memiliki DIPA Rp 42.416.518.000, sedangkan DIPA untuk tahun 2012 berjumlah Rp 52.848.028.000.

- Komisi II DPR pada tahun 2011 memiliki DIPA tahun 2011 Rp 65.158.031.000, sementara untuk DIPA tahun 2012 berjumlah Rp 72.757.189.000.

- Komisi III atau Komisi Hukum DPR memiliki DIPA anggaran tahun 2011 Rp 50.383.628.000. Jumlah tersebut naik di tahun 2012 hingga Rp 52.945.894.000.

- Komisi IV DPR memiliki DIPA anggaran tahun 2011 sebesar Rp 39.729.934.000. Di tahun 2012, jumlahnya naik hingga Rp 48.277.206.000.

- Komisi V DPR yang membidangi masalah perhubungan mendapat jatah DIPA tahun 2011 sebesar Rp 40.067.695.000. Angka tersebut naik di tahun 2012 Rp 55.593.196.000.

- Komisi VI DPR mendapat DIPA tahun 2011 Rp 50.061.928.00, sementara DIPA tahun 2012 Rp 59.217.213.000.

- Komisi VII DPR memiliki DIPA tahun 2011 Rp 39.238.119.000. Di tahun 2012 naik jadi Rp 46.537.584.000.

- Komisi VIII DPR mendapat DIPA tahun 2011 Rp 47.470.530.000, lalu DIPA di tahun 2012 Rp 46.396.639.000.

- Komisi IX DPR mendapat DIPA tahun 2011 Rp 31.454.273.000, DIPA tahun 2012 Rp 49.490.740.000.

- Komisi X DPR mendapat DIPA tahun 2011 Rp 46.456.051.000, DIPA tahun 2012 Rp 55.940.189.300.

- Komisi XI DPR mendapat DIPA tahun 2011 Rp 33.351.459.000, DIPA tahun 2012 Rp 44.306.591.000.

- Baleg DPR mendapat DIPA tahun 2011 Rp 107.975.732.000, DIPA tahun 2012 Rp 106.045.352.000

- Banggar DPR mendapat DIPA tahun 2011 Rp 16.089.210.000, DIPA tahun 2012 Rp 18.697.306.000

- BAKN DPR memperoleh DIPA tahun 2011 Rp 3.195.770.000, DIPA tahun 2012 Rp 3.953.869.000

- BURT DPR memiliki DIPA tahun 2011 Rp 24.504.549.000, DIPA tahun 2012 Rp 24.444.463.000

- BKSAP DPR mendapat DIPA tahun 2011 Rp 45.391.043.000, DIPA tahun 2012 Rp 95.727.150.000 - BK DPR mendapat DIPA tahun 2011 Rp 4.605.854.000, DIPA tahun 2012 Rp 5.934.628.000.(

Indonesia Sakit !


Aneh! Itulah ungkapan yang pas untuk pemerintah dan wakil rakyat Indonesia saat ini. Sebagaimana diketahui, saat ini harga sembako terus merangkak, jeritan rakyat kecil kian melengking. “Beras saja sekarang sekilo sampai Rp10.000, Kang. Hidup ini berat,” ujar seorang bapak mengungkapkan beban hidupnya kepada saya. Penggusuran pedagang kaki lima yang terjadi di berbagai daerah terus berjalan. Mereka berteriak, “Kami mencari uang makan secara halal dikejar-kejar, dagangan kami dihancurkan, apakah mereka menginginkan kami ini jadi perampok.” Namun, teriakan mereka seakan-akan tak terdengar oleh para penguasa negeri Muslim terbesar ini. Semua dianggap sepi.Pemandangan semacam itu hanya akan ditemui di tengah-tengah masyarakat.

Sebaliknya, apa yang terjadi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang katanya wakil rakyat, sangat kontras dengan kehidupan masyarakat. Pihak Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI, Nining Indra Saleh, beberapa waktu lalu secara resmi memperlihatkan renovasi ruang rapat baru Badan Anggaran DPR yang memakan biaya Rp 20,7 miliar. Padahal siapapun tahu bahwa gedung tersebut masih sangat layak. Kalaupun direnovasi tidak lebih dari Rp 300 juta. Uang rakyat sebesar itu bila digunakan untuk memberi makan fakir miskin seharga Rp 10 ribu perorang akan cukup untuk memberi makan 69.000 orang fakir miskin selama sebulan penuh. Ini bukan yang pertama kali. Beberapa bulan lalu, DPR mengajukan dana pembangunan gedung barunya senilai Rp 1,138 triliun. Wakil rakyat tampaknya lebih mementingkan kenyamanan dirinya daripada kelaparan rakyat jelata. Padahal Allah SWT menegaskan:Tahukah kamu orang yang mendustakan agama. Itu adalah orang yang menyia-nyiakan anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan kaum miskin (TQS al-Ma’un [107]: 1-3).

Apa yang terjadi di badan legislatif ini merupakan salah satu cermin jiwa yang sakit. Lain lagi di yudikatif. Bulan ini di Palu, seorang anak berumur 15 tahun mencuri sandal jepit. Ia dengan sigap diproses pengadilan. Di Cilacap dua orang yang tidak tamat SD mencuri 15 tandan pisang. Tanpa menunggu proses yang berbelit-belit dan rumit mereka langsung diproses dengan cepat. Bahkan sebelumnya kasus Nenek Minah yang dituduh mengambil dua biji coklat seharga Rp 1500 segera disidangkan. Namun, kasus korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) senilai Rp 1,3 triliun hilang ditelan angin. Begitu juga kasus Century yang ditengarai melibatkan pejabat dan partai besar tak kunjung diusut dengan serius. Kasus Wisma Atlet dan kasus Nunun yang melibatkan beberapa pejabat berjalan tertatih-tatih. Ini pun cermin masyarakat sakit. Yang kecil dibiarkan menjerit, yang kuat dibiarkan tertawa. Padahal ini merupakan tanda perjalanan menuju kehancuran. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya perkara yang membinasakan kaum sebelum kalian adalah apabila ada pejabat/bangsawan mencuri maka mereka dibiarkan, sedangkan apabila apabila orang lemah mencuri maka segera diterapkan kepada mereka hukuman. Demi jiwa Muhammad yang ada digenggaman tangan-Nya, apabila Fatimah putri Muhammad mencuri pasti akan aku potong tangannya.” (HR al-Bukhari).

Hal yang sama terjadi pada tingkatan pemerintah (eksekutif). Di tengah memanasnya kasus Century yang ditengarai melibatkan partai pemerintah, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meminta 9 peraturan daerah (perda) yang melarang minuman keras dicabut. Di antara perda tersebut adalah Perda Kota Tangerang no. 7/2005 tentang Pelarangan, Pengedaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol; Perda Kabupaten Indramayu no. 15/2006 tentang Larangan Minuman Beralkohol; dan Perda Kota Bandung no. 11/2010 tentang Pelarangan, Pengawasan, dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

Terlepas dari kemungkinan untuk pengalihan isu, pada satu sisi sikap pemerintah ini merupakan salah satu buah lobi kalangan sekular dan islamfobia yang sejak awal menentang kehadiran perda-perda tersebut. Mereka menyebutnya dengan ‘Perda Syariah’ serta kala itu menyudutkan bahwa perda tersebut membahayakan NKRI karena merupakan embrio penerapan syariah di Indonesia yang akan melahirkan disintegrasi. Sebaliknya, ketika gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan RMS terang-terangan melakukan gerakan separatisme mereka diam saja. Pada sisi lain, sikap mencabut perda minuman keras sama artinya dengan membiarkan dan membela perusahaan, distributor, dan pelaku mabuk-mabukan. Ini merupakan sikap menentang Allah SWT secara nyata. Bukankah Allah Yang Mahaperkasa berfirman: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan setan. Karena itu, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan(TQS al-Maidah [5]: 90).

Membiarkan minuman keras (khamr) berarti mengundang segala macam keburukan. Rasulullah saw. bersabda, “Jauhilah khamr (minuman keras), karena sesungguhnya ia adalah kunci semua keburukan.” (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).

Aneh, penguasa negeri ini lebih menginginkan datangnya berbagai keburukan dengan cara melarang ‘perda yang melarang khamr’ daripada mendatangkan kebaikan bagi rakyatnya. Jangan-jangan ini termasuk ke dalam sikap menyuruh perbuatan mungkar dan melarang berbuat makruf (amar munkar nahyu ma’ruf bukan amar ma’ruf nahyu munkar). Padahal sikap demikian merupakan salah satu karakter kaum munafik. Allah SWT berfirman, “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf, dan mereka menggenggam tangannya (kikir). Mereka telah lupa kepada Allah dan Allah melupakan mereka pula. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik (TQS. at-Taubah [9]: 67).

Tindakan dan sikap di atas hanyalah secuil gambaran saja. Semua itu mengokohkan pandangan bahwa Indonesia telah dan sedang sakit baik di legislatif, yudikatif, maupun eksekutif. Bahkan sakitnya tambah parah dari waktu ke waktu. Celakanya, bukan sekadar sakit melainkan sakit yang melahirkan berbagai kemungkaran. Dalam kondisi seperti ini, siapa pun yang sadar dan punya rasa tanggung jawab sejatinya bergerak untuk mengobatinya. Memang, Indonesia sedang sakit, obatnya adalah Islam, dan dokternya adalah para pejuang Islam. Akankah negeri Muslim terbesar ini dibiarkan masuk jurang lebih dalam lagi?

Boros atau Korupsi?


Seruan Presiden untuk hidup sederhana dan hemat ternyata cuma angin lalu. Bukan sekedar anggaran perjalanan dinas yang berbiaya tinggi, namun ternyata urusan protokoler saja memerlukan biaya yang luar biasa tinggi. Sorotan rakyat terhadap persoalan anggaran ini memang sudah sangat transparan seiring dengan meningkatnya problem-problem kemiskinan di tengah masyarakat. Tidak realistisnya anggaran kerumahtanggaan presiden ini dapat dibaca dari besarnya anggaran pidato presiden yang untuk tahun 2011 mencapai Rp 1,9 miliar. Belum lagi soal furnitur yang sebesar Rp 42 miliar. Sangat wajar bila banyak pihak menilai hal ini sebagai pemborosan.
Pihak Mensesneg, Sudi Silalahi, membantah tudingan boros ini dengan mengatakan bahwa anggaran tersebut belum direalisasikan. Toh presiden tidak mengambil anggaran itu. Ia berkilah bahwa walau jumlah anggaran milyaran tapi yang dipakai baru ratusan juta. Pernyataan ini menambah kebingungan publik. Kalau kenyataannya tidak dipakai, mengapa dianggarkan? Itu sama saja dengan anggaran fiktif atau upaya penggelembungan anggaran. Dan ujung-ujungnya sama saja dengan korupsi, ketika di akhir tahun anggaran dilaporkan habis. Karena secara umum setiap anggaran yang diajukan harus realistis, sehingga logikanya akan terpakai habis. Di Indonesia sudah umum terjadi korupsi dengan modus mark up anggaran. Tidak sedikit pejabat yang masuk bui gara-gara mark up anggaran. Masalahnya adalah pejabat yang masuk bui itu bisa jadi bukan dari partai yang berkuasa, sehingga dengan mudahnya dituntut ke penjara.
Lebih sangat tidak logis lagi ketika kemudian anggaran pidato presiden saja mencapai Rp 1,9 miliar. Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dalam hal ini memang mengatakan bahwa dana ini terdiri dari gabungan tiga komponen, yakni anggaran penyusunan naskah pidato, anggaran percetakan naskah pidato dan anggaran pendidikan dan pelatihan pidato. Bila demikian, untuk apa sesneg digaji, kalau masih ada anggaran lain? Bila terkait dengan biaya percetakan atau penyusunan apa saja yang harus dibahas, masih bisa dijangkau akal. Namun menyangkut anggaran pendidikan dan pelatihan, untuk apa? Memang siapa yangmusti pidato, kok perlu dilatih? Apakah mereka dilatih agar bisa memilih kata dan kalimat agar tercapai target pencitraan yang terbaik bagi sosok seorang presiden? Atau dilatih agar tidak bicara apa adanya yang akan membongkar kelemahan pemerintahan yang ada. Memang akhirnya banyak sekali wacana berkembang di masyarakat. Intinya pemerintah sekarang sangat boros dan berpeluang besar korupsi.
Pemimpin dalam Islam, adalah mereka yang paling mampu bicara kepada rakyat untuk urusan rakyat. Bagaimanapun, seorang pemimpin adalah pengurus rakyat. Rasulullah Saw bersabda: al-Imaamu raa’in wa huwa mas’uulun an raiyyatihi: [Seorang pemimpin adalah bagaikan penggembala, ia akan ditanya tentang urusan kepemimpinannya] (HR. Bukhari-Muslim). Sehingga seharusnya pemimpin adalah orang yang paling mudah untuk berbicara di depan rakyatnya. Dia tahu apa yang harus dibicarakan dan apa yang tidak harus dibicarakan. Tidak untuk menyenangkan rakyat, tetapi untuk mengarahkan rakyat untuk menjalankan urusannya sesuai syariat Islam.
Namun kini pemimpin bicara hanya untuk membuat rakyat terpesona dan lupa dengan urusannya. Rakyat pun tertipu bahwa slogan hidup sederhana kenyataannya adalah menghambur-hamburkan uang rakyat. Tidak sekedar boros namun juga mencari kesempatan korupsi

If you would thoroughly know anything teach it to other

Kita sebagai seorang pemercaya tentunya percaya dan mengerti 
tentang hukum tabur tuai “berilah, maka kamu akan diberi”. 
Ketika kita bersikap tidak “PELIT” mau membagikan apa yang bisa kita bagikan 
dan bersaksi tentang kebaikan yang sudah Allah SWT berikan 
didalam hidup kita kepada orang lain. 
Mulai saat ini mari kita sama-sama membuktikannya untuk tidak TAKUT membagikan ilmu 
dan pengalaman yang kita miliki pada orang lain sambil tetap terus belajar

05 Februari 2012

KATALOG BUKU KARYA PENGEMBANGAN PROFESI


Over View Ruang Multi Media SMP Negeri 1 Gekbrong Kabupaten Cianjur


Pengertian Ruang dan Multimedia
Ruang adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan. Dalam hal ini adalah kegiatan pendidikan yaitu proses belajar mengajar. Sedangkan multimedia berasal dari dua kata yaitu multi dan media, multi berarti beberapa dan media berarti sarana atau alat. Kata multimedia sendiri sebenarnya sudah ada sebelum komputer seperti saat ini dan lebih banyak di pakai di dunia hiburan seperti pementasan teater multimedia yang sudah ada sejak lama yaitu satu bentuk pementasan teater yang didukung oleh banyak alat bantu seperti pengeras suara, lampu panggung, gambar bergerak pada latar dan sebagainya ( Asa Briggs dan Peter Burke,2006:50 ). Di dunia home electronics juga di kenal televisi digital multimedia yang artinya televisi tersebut dapat mendukung penggunaan banyak alat seperti menerima masukan dari cd player, game player dan lain sebagainya. Masuk ke dunia komputer yang booming dengan embel embel multimedia ketika produk sound card, produk tv card, produk graphic card masuk sebagai perluasan fungsi komputer pada dekade 90-an. Saat itu komputer menjadi semakin fleksibel penggunaannya tidak hanya untuk melakukan kegiatan komputing seperti pada awal awal kehadiran komputer tetapi memiliki fungsi tambahan untuk memainkan lagu, menerima sinyal televisi, memainkan film dan sebagainya. Produk ini laku di pasaran dan saat ini semua device tambahan tersebut menjadi standar untuk semua produk komputer khususnya Personal Computer. Untuk produk produk server device tambahan tersebut hampir tidak digunakan.

Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi ( wikipedia.org.id ). Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia Game.

Multimedia dimanfaatkan juga dalam dunia pendidikan dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri. Di dunia bisnis, multimedia digunakan sebagai media profil perusahaan, profil produk, bahkan sebagai media kios informasi dan pelatihan dalam sistem e-learning.

Fungsi ruang dan multimedia bagi pembelajaran
Ruang multimedia berfungsi untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang memerlukan alat-alat pembelajaran baik berupa audio maupun visual.

Menurut Eveline Siregar dan Dewi Salma dalam bukunya yang berjudul Mozaik Teknologi Pendidikan ( 2007 : 6 ) dikatakan bahwa fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Fungsi AVA ( Audiovisual Aids atau Teaching Aids ) berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkret kepada siswa.
2. Fungsi Komunikasi

Media berasal dari kata medium ( singular ) yang artinya “ in between “ ( di antara ). Jadi media berada di tengah ( di antara ) dua hal, yaitu yang menulis/membuat media ( dalam komunikasi disebut komunikator atau sumber/source ) dan orang yang menerima ( membaca, melihat, mendengar) media ( dalam komunikasi disebut receiver, penerima, audience, atau komunikan ) Media yang dibuat ( ditulis dalam bentuk modul dan lain-lain dibuat dalam bentuk film, slide, OHP dan sebagainya ) memuat pesan (message ) yang akan disampaikan (ditransmisikan) kepada penerima. Dalam komunikasi tatap muka ( face to face communication ), pembicara ( komunikator ) langsung berhadapan dalam menyampaikan pesannya kepada penerima ( audience ), tanpa adanya perantara ( medium ) yang digunakan. Dengan meletakkan pesan yan ghendak disampaikan ke dalam suatu format media tertentu ( buku, film, slide, dan sebagainya ) yang dinamakan kegiatan encoding, maka komunikator tidak perlu lagi berhadapan langsung dengan pihak penerima. Komunikasi masih dapat berlangsung melalui media tersebut. Si penerima perlu melakukan kegiatan decoding terhadap media yang dihadapkan kepadanya.

Inilah fungsi yang kedua dari media pembelajaran yaitu sebagai sarana komunikasui dan interaksi antara siswa dengan media tersebut, dan dengan demikian merupakan sumber belajar yang penting.

Sedangkan menurut Rahardjo (1991) menyatakan bahwa media dalam arti yang terbatas, yaitu sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini berarti media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk:
1. memotivasi belajar peserta didik
2. memperjelas informasi/pesan pengajaran
3. memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting
4. memberi variasi pengajaran
5. memperjelas struktur pengajaran.

Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu dikemukakan bahwa kita hanya dapat mengingat 20% dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan didengar.

Bentuk-bentuk penyajian materi dengan menggunakan ruang multimedia
Pada saat ini kita dihadapkan pada pilihan media yang banyak sekali. Berbagai usaha telah dilakkan utuk membagi-bagi media dalam klasifikasi kategori atau golongan tertentu, didasarkan pada kemampuannya, bentuk fisiknya, biaya dan sebagainya. Salah satu penggolongan media yang dilakukan oleh Schramm, misalnya adalah “ media besar “ dan “ media kecil “. Media besar memerlukan biaya investasi besar dan perlu digunakan secara meluas untuk mencapai skala ekonomis, dan media kecil adalah yang sederhana dan dapat dipakai secara lebih luwes.

Pengklasifikasian media berdasarkan ciri-ciri tertentu itu dikenal dengan sebutan taksonomi media. Karena pada dasarnya media pembelajaran yang banyak dipergunakan adalah media komunikasi, maka dallam pembahasan taksonomi ini dipakai taksonomi media komunikasi. Dasar taksonomi yang dipakai di sini adalah yang dibuat oleh Haney dan Ullmer ( 1981 ).

Menurut Haney dan Ulmer ada tiga kategori utama berbagai bentuk media pembelajaran itu. Pertama, media yang mampu menyajikan informasi karena itu disebut media penyaji; kedua, media yang mengandung informasi dan disebut media objek; ketiga, media yang memungkinkan untuk berinteraksi, dan kerna itu disebut media interaktif ( Prof. Yusufhadi Miarso, 2005 : 462 ).

Media Penyaji berbentuk antara lain :
1. Kelompok satu : Grafis, Bahan cetak, dan Gambar diam
Ketiga bentuk media ini memang mempunyai perbedaan pokok, bahan cetak mempunyai simbol huruf dan angka, grafis di buat melalui proses gambar, dan gambar diam di buat melalui proses fotografi. Tetapi ketiganya dapat dikelompokkan menjadi satu karena mereka memakai bentuk penyajian yang sama, yaitu visual diam, dan kesemuanya memperagakan pesan yang disampaikan secara langsung.

2. Kelompok dua : Media proyeksi diam
Kelompok ini meliputi film bingkai ( slides ), film rangkai ( filmstrip ) dan transparansi, termasuk dengan sarana proyeksi masing-masing ditambah dengan proyektor pantul (opaque projector) yang kadang-kadang digunakan beserta bahan-bahannya.

3. Kelompok ketiga : Media audio
Media audio hanya menyalurkan dalam bentuk bunyi. Bahan audio yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah rekaman dalam bentuk pita dan piringa hitam. Keduanya merupakan media yang mainkan kembali, dengan alat perekam yang menggunakan pita terbuka ( reel to reel ), atau kaset, sedang untuk mendengarkan piringan hitam ada berbagai macam cara gramofon yang tersedia.

4. Kelompok keempat : Audio ditambah media visual diam
Media yang termasuk dalam kelompok ini biasanya merupakan kombinasi rekaman audio dan bahan-bahan visul diam Salah satu bentuk yang paling lazim adalah film rangkai suara, yang biasanya menggunakan rekaman yang disinkronisasikan dengan gambar pada film rangkai.

5. Kelompok lima : Gambar hidup ( film )
Media presentasi yang oaking canggih adalah media yang dapat menyampaikan lima macam bentuk informasi : gambar, garis, simbol, suara dan gerakkan. Media itu adalah gambar hidup ( film ) dan televisi. Tetapi sungguhpun demikian tak semua jenis televisi dan film dapat menyampaikan semua jenis informasi. Film bisu umpamanya, dengan sendirinya tidak dapat mengeluarkan suara.

6. Kelompok keenam : Televisi
Televisi memang memberikan penyajian yang seruoa dengan film tetapi menggunakan proses elektronis dalam merekam, menyalurkan, dan memperagakan gambar. Jadi televisi mempunyai karakteristik produksi dan transmisi yang sangat berbeda dari film. Ada berbagai bentuk televisi yaitu televisi untuk siaran, telivisi siaran terbatas, dan papan tulis jarak jauh ( telewriting ) yang kurang dikenal.

7. Kelompok ketujuh : Multimedia
Oleh karena berbagai media dapat dikombinasikan dengan yang lain dalam berbagai cara, barangkali agak terlalu berlebihan untuk menamakan kelompok ini sebagai kelompok media tersendiri. Namun kita masih dapat mengenali beberapa sifat dasar dari sistem multimedia ini. Pengertian multimedia merujuk pada berbagai bahan belajar yang membentuk satu unit atau yang terpadu, dan yang dikombinasikan atau “ dipaketkan “ dalam bentuk modul dan disebut sebagai “ kit “, yang dapat digunakan untuk belajar mandiri atau kelompok tanpa harus didampingi oleh guru.

Media objek
Media objek adalah benda tiga dimensi yang mengandung informasi tidak dalam bentuk penyajian tetapi melalui ciri fisiknya seoerti ukuran beratnya, bentuknya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan sebagainya. Media objek meliput dua kelompok, yaitu objek yang sebenarnya dan objek pengganti.

Media interaktif
Karakteristik terpenting kelompok ini adalah bahwa siswa tidak hanya memperhatikan penyajian atau objek, tetapi dipaksa untuk berinteraksi selama mengikuti pelajaran. Paling sedikit ada tiga macam interaksi yang dapat diidentifikasi. Pada tingkat pertama siswa berinteraksi dengan sebuah program, misalnya mengisi blanko pada teks yang terprogram. Tingkat berikutnya siswa berinteraksi dengan mesin, misalnya mesin pembelajaran, simulator, laboratorium bahasa atau terminal komputer. Bentuk ketiga media interaktif adalah yang mengatur interaksi antarsiswa secara teratur tetapi tidak terprogram.

Adapun bentuk-bentuk penyajian yang digunakan oleh guru Pkn dalam menyamapaikan materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan ruang multi media di SMP Negeri 1 Gekbrong adalah sebagai berikut :

Aktivitas Guru
Menyiapkan alat dan bahan untuk presentasi
Sebelum memulai pembelajaran, guru harus menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan ruang multimedia adalah sebagai berikut :

Alat
Komputer baik dalam bentuk PC ataupun Laptop
Komputer ataupun Laptop yang digunakan disini sebagai alat visual yang akan digunakan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mempresentasikan materi yang akan disampaikan. Komputer yang tersedia di ruang multimedia adalah standar Pentium 4 yang telah terkoneksi dengan jaringan internet, yang memudahkan guru maupun siswa untuk melakukan browsing pada saat pembelajaran berlangsung.

LCD Proyektor
Adalah yang dihubungkan ke Komputer atau laptop dalam membantu siswa dan guru melakukan presentasi di depan kelas agar tampilan lebih jelas dan terang.

Di SMP Negeri 1 Gekbrong untuk penyediaan sarana penunjang dalam pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi sudah tersedia sebanyak 5 buah LCD Proyektor sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan baik di kelas maupun di ruang multimedia sendiri.

Sound system
Suatu kelengkapan yang diperlukan untuk mendukung perangkat lunak yang berada di ruang multi media tersebut, seperti speaker dan mixing

Bahan
Bahan yang dimaksud di sini adalah bahan ajar yang digunakan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam menyampaikan materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sebelum guru Pendidikan Kewarganegaraan melakukan presentasi di depan kelas, siswa diberi berupa point of talks ( poin-poin penting yang akan disampaikan ) kepada siswa dalam bentuk slide-slide presentasi yang telah di download siswa melalui website SMA Mujahidin yaitu di www.smamujahidin-ptk.sch.id

Guru mempresentasikan materi pembelajaran
Karena dalam materi yang akan disampaikan guru Pendidikan Kewarganegaraan ada dalam bentuk video dan artikel-artikel yang diambil dari internet, maka internet di ruang multimedia harus dalam keadaan online. Faktor aliran listrik yang stabil disini sangat menentukan proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Karena apabila listrik dalam keadaan mati maka internet tidak dapat online. Dan beberapa slide-slide yang telah dirancang khusus dengan menghyperlinkan materi tersebut ke internet tidak akan bisa ditampilkan. Terutama slide-slide yang menampilkan video yang diambil dari situs www.youtube.com.

Memberikan tugas kepada siswa
Setelah semua slide-slide ditampilkan, maka pada akhir pelajaran guru Pendidikan Kewarganegaraan memberikan tugas kepada siswa dalam bentuk tugas individu maupun kelompok. Tugas-tugas tersebut sudah di upload oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan ke situs SMP Negeri 1 Gekbrong dan siswa tinggal mengdownload tugas tersebut yang sudah dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan dan deadline pengumpulan tugas yang nantiny akan dikumpulkan via email guru PKn.

Aktivitas Siswa
Memperhatikan dan mendengarkan presentasi guru
Pada saat guru menjelaskan setiap slide-slide materi, siswa harus memperhatikan dengan baik supaya apa yang disampaikan guru Pendidikan Kewarganegaraan dapat dipahami. Pembelajaran begitu sangat menarik perhatian siswa karena kombinasi presentasi yang dilakukan guru Pendidikan Kewarganegaraan sangat bervariasi. Penggunaan animasi dan effek-effek khusus, serta video pembelajaran yang membuat siswa memperhatikan pembelajaran tersebut dengan sunggug-sungguh.

Bertanya terhadap materi yang tidak dimengerti
Materi-materi yang telah disampaikan oleh Guru Pendidikan Kewarganegaraan akan ditanggapi oleh siswa dalam bentuk tanya jawab. Hasil dari diskusi ini yang nantinya akan disimpulkan bersama oleh guru dan siswa dan menjadi akhir dari pembelajaran.

Mengerjakan tugas
Setelah guru menginformasikan bahwa tugas dapat didownload oleh siswa di situs SMA Mujahidin, maka untuk pertemuan selanjutnya tugas tersebut akan dipresentasikan oleh siswa dalam bentuk tugas kelompok. Sedangkan tugas individu dikerjakan secara individu dan dikirimkan via email guru Pendidikan Kewarganegaraan.

Faktor Pendukung Dalam Menggunakan Ruang Multimedia

Kemampuan guru
Kreativitas yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan ke dunia suatu yang wajar. Demikian juga dengan guru, karena kreatvitasnya itu maka seseorang dapat mengaktualkan dirinya. Di sini terutama dalam penggunaan media pembelajaran PKn, mengingat peranan guru yang sangat besar dalam pembentukan sikap dan mental serta pengembangan intelektualitas anak yang dimilikinya.

Nanda Sudjana ( 1987 : 20 ) mengatakan bahwa kreativitas ”merupakan cara atau usaha mempertinggi atau mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran ”. Pengaruh yang diberikan oleh guru dalam pendekatannya dengan siswa bisa saja lebih besar dibandingkan dengan yang dimiliki oleh orang tuanya. Hal ini disebabkan oleh kesempatan untuk merangsang siswa dan kalau ingin menghambatnya lebih banyak dari orang tua siswa.

Penggunaan media oleh guru dalam proses pembelajaran, tentumya tidak terlepas dari bagaimana guru tersebut mengajar. Guru Pkn perlu memperhatikan pedoman datau falsafah dalam mengajar. Ini akan bermanfaat guna pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya. Samion AR ( 2001 : 4 ) menyatakan bahwa :

Falsafah mengajar yang harus diperhatikan oleh guru dalam menumbuhkan kreativitas siswa adalah :
a. mengajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan
b. siswa patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik
c. siswa hendaknya menjadi pelajar yang aktif

Dengan memperhatikan pendapat di atas dan melaksanakan secara optimal, maka guru dalam penggunaan media juga harus memperhatikan hal-hal tersebut. Media yang dipergunakan sebagai alat bantu dapat saja menjadi pendorong bagi anak didik. Mempermudah untuk memahami materi yang disajikan. Pendorong agar para guru mempunyai daya kreativitas tinggi tentunya berpengaruh dengan cita-cita. Cita-cita disini merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan biasanya dipusat di sekitar cita-cita itu.

Guru PKn perlu mempunya cita-cita dalam perencanaan dan penggunaan media, kaena cita-cita di sini mampu memposisikan energi psikis untuk belajar memanfaatkan media dan juga dalam penggunaan pendidikan. Dalam pencapaian cita-cita tersebut guru perlu melakukan langkah-langkah agar kreativitas siswa dan pembelajaran dapat berhasil guna. Upaya-upaya yang dilakukan guru dalam menciptakan kreativitas anak adalah :

a. Menetapkan bahan pembelajaran dan menyediakan media yang dipergunakan dalam proses pembelajaran

Bahan pembelajaran merupakan isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Bahan yang disajikan inilah mengantarkan siswa pada tujuan pengajaran. Salah satu cara untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan pengajaran tentunya menggunakan media yang mana media mempunyai keterkaitan dengan bahan yang disampaikan ( relevansi )

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar, tentunya mempunyai hubungan yang erat dengan materi pelajaran. Guru mempunyai keinginan supaya anak didiknya berkembang perlu dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Dimana kegiatan itu dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai penerima materi di dalam interaksinya dalam belajar mengajar.

Kegiatan belajar mengajar itu dihubungkan dengan cara guru menyampaikan materi pelajaran agar dapat dipahami oleh anak didik, dan anak atau siswa menerima materi yang disampaikan oleh guru tersebut. Perlu untuk diketahui bahwa kegiatan belajar siswa banyak dipengaruhi oleh kegiatan guru.

Dalam kaitannya dengan kreativitas Supriadi ( 1989 : 303 ) mengatakan ciri kehidupan sekolah yang kondusif untuk tumbuhnya kreativitas keilmuan adalah :

1. memberikan peluang kepada siswa untuk mengekspresikan gagasan secara aman. Mengeluarkan pendapat merupakan suatu keinginan yang harus dihargai oleh guru, agar dalam membuat media pengajaran PKn tidak dimonopoli oleh guru bidang studi PKn. Siswa dilibatkan karena tujuan pembelajaran semuanya adalah untuk keberhasilan siswa
2. menghargai prestasi siswa
3. menghargai imajinasi siswa
4. menghormati keunikan individu siswa
5. menyediakan sumber-sumber informasi yang memadai untuk kebutuhan siswa
6. mampu mengakomodasikan minat siswa yang beragam
7. melatih kepekaan siswa

Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya harus dihargai dan bagaimana caranya agar siswa tersebut tidak merasa mempunyai kekurangan dalam menumbuhkan kreativitasnya, dengan menggunakan media pembelajaran tentu saja diharapkan siswa mampu menumbuhkan kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat di dalam diri mereka. Seorang anak yang mempunyai kretaivitas tinggi tentunya berbeda dengan siswa yang mempunyai krativitas rendah.

Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya akan mampu menyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul. Sedangkan siswa yang berkreativitas rendah terlihat kurang menanggapi permasalahan dalam pembelajaran. Siswa yang kurang kreativitas tidak akan bisa dengan cepat menyelesaikan tugas, dan apabila kesulitan dalam membuat tugas siswa tersebut terlambat reaksinya untuk bertanya kepada orang lain.

Media pembelajaran sangat erat kaitannya dengan kreativitas anak, dan anak yang mempunyai kreativitas tentunya anak yang perkembangannya baik dan mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik pula dan mereka tidak ingin mempermasalahkan berlarut-larut dan secepatnya diselesaikan.

Kreativitas yang merupakan kemampuan seseorang untuk mengaktualkan dirinya dalam pergaulan dan juga dalam pembelajaran di sekolah. 
Hal in yag diharapkan agar dengan adanya media pembelajaran atau dengan menggunakan media pembelajaran anak dapat kreatif dan berkembang sesuai yang diinginkan. Adapun ciri-ciri anak yang mempunyai kreativitas tinggi menurut Asep H. Hermawan ( 1997 : 50 ) : 
a) selalu ingin mengetahui sesuatu yang benar
b) selalu ingin mengubah sesuatu yang telah ada
c) mencoba hal-hal yang baru

Fasilitas sekolah
Untuk menunjang pembelajaran yang berbasis media ini, faktor sarana atupun fasilitas sekolah sngatlah mendukung. Karena tanpa adanya fasilitas yang memadai mustahil pembelajaran yang menyenangkan itu akan tercapai. Di SMP Negeri 1 Gekbrong sendiri untuk fasilitas media tidak menjadi hambatan, karena tersdianya fasilitas yang sangat lengkap untuk penunjang pembelajaran. Yaitu tersedianya satu ruang multi media yang isinya mencakup, Televisi 29 inchi, LCD Proyektor, Komputer PC, VCD/DVD, Sound system yang lengkap, serta terkonekinya internet ke ruangan tersebut.

Selain itu juga, kelengkapam komputer dalam bentuk laptop saat ini sudah mencapai sebanyak 9 buah dan LCD Proyektor sebanyak 5 buah, yang apabila ruang multimedia dipakai maka guru yang lain dapat menggunakan Laptop dan LCD Proyektor ke kelas. Apalagi dalam waktu dekat ini akan dipasang hotspoot dan CCTV untuk kalangan SMP Negeri 1 Gekbrong dan itu merupakan tugas SMP Negeri 1 Gekbrong yang ditunjuk sebagai upaya sekolah rintiasn Pusat Sumber Belajar( PSB ) Berbasis ICT.

Daya serap siswa
Salah satu faktor yang membuat pembelajaran lebih menyenangkan adalah metode mengajar yang digunakan oleh guru dan media yang digunakan. Dengan tercapainya dua hal tersebut di atas maka transfer ilmu yang dilakukan kepada siswa juga akan lebih baik dan mudah. Siswa cenderung lebih cepat menerima pembelajaran dari sesuatu hal yang nyata. Dengan diajaknya siswa untuk belajar di ruang multimedia, maka guru dapat memanfaatkan fasilitas yang ada di dalam ruangan tersebut seperti internet, untuk dijadikan sumber belajar dan guru dapat memperagakan dan melihatkan secara langsung kejadian-kejadian nasional yang up to date dibicarakan. Dengan demikian kemampuan siswa untuk menyerap pelajaran akan lebih cepat dan mudah.

Faktor Penghambat Dalam Menggunakan Ruang Multimedia
Sumber listrik
Jalur listrik yang tidak normal yang kadang hidup-mati seperti di Pontianak ini menjadi salah satu faktor penghambat guru yang sudah menyiapakan bahan tersebut. Di SMA Mujahidin sendiri saat ini sudah dilengkapi dengan Jenset yang bisa dipakai apabila listrik mati selain itu juga SMA Mujahidin memiliki 2 jalur aliran listrik yang berbeda. Apabila Jalur di ruang multimedia mati maka pembelajaran akan dilakukan di kelas dengan membawa perangkat LCD Proyektor dan laptop.

Mengurangi jam belajar
Disini terjadi moving class, yaitu perpindahan dari kelas ke tempat belajar yang baru sesuai dengan pelajarannya, dalam hal ini adalah pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Perpindahan atau pergerakan siswa ke ruang multimedia ini rata-rata memerlukan waktu kurang lebih 15 menit dengan berbagai kondisi siswa pada saat itu. Berkurangnya waktu tersebut yang mengakibatkan pengefektifan waktu menjadi kurang maksimal.

Disini diperlukan sekali kedisiplinan siswa dan guru untuk mengefektifan waktu dalam pembelajaran supaya waktu yang tersedia cukup untuk melakukan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan oleh guru pendidikan kewarganegaraan.

Penjadwalan pemakaian ruang multimedia
Saat ini ruang multimedia di SMP Negeri 1 Gekbrong hanya ada satu ruang saja. Dimana di ruangan tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang lengkap, seperti Komputer PC yang sudah terkoneksi dengan internet, sound system, TV, VCD/DVD, dan LCD Proyektor dan ACangin sebanyak 2 buah yang cukup untuk mendinginkan ruangan tersebut.

Karena keterbatasan ruangan ini, terkadang penggunaan pun sering bertabrakan dengan mata pelajaran lain, sehingga bahan yang sudah disiapkan pun harus diganti dengan alternatif yang lain dan pembelajaran harus dilakukan di kelas kembali. Penjadwalan tidak dilakukan secara tertib oleh pihak sekolah sehingga ini yang bisa menghambat pembelajaran tersebut.

Sumber dana
Untuk membangun dan menambah ruang multimedia yang baru, saat ini pihak sekolah masih terbatas dengan pendanaan. Karena masih banyak fasilitas-fasilitas lain yang harus dipenuhi seperti pemasangan Hotspoot dan CCTV. Untuk itulah pembangunan ruang multimedia belum ditambah lagi.