14 Mei 2012

Menulis Adalah Sebuah Kemerdekaan


Menulis adalah sebuah kemerdekaan bagi setiap orang. Siapa pun orangnya berhak menulis apa saja, asalkan tidak merampas kemerdekaan orang lain. Hal itu karena setiap orang mempunyai kebebasan untuk menulis apa saja tanpa ada yang berhak mengarahkan, mengatur apalagi mendikte. Kritik dan masukan adalah sebuah input yang bisa menjadi perbaikan, tapi tidak mutlak. Penulis mempunyai kebebasan untuk memilih, mau menulis apa, mau tidak menulis apa.

Sejelek apapun sebuah tulisan tetaplah tulisan, sama seperti tulisan sebagus apapun. Sejatinya penulis, menulis, dan tulisan tidaklah bersifat otoritatif. Ketiganya ada karena proses sebelumnya. Ada yang berproses singkat, sedang, dan panjang.

Sejatinya penulis akan selalu diuji seiring proses kepenulisannya. Ujian bisa berupa kejenuhan, kritikan, caci maki, pemangkasan sebuah proses, dan sebagainya.

Saya berkeyakinan menulis bukanlah masalah bakat, tetapi kerja keras, semangat, dan kemauan. Kerja keras untuk selalu belajar dengan tekun melalui latihan menulis yang kontinyu dan membaca bacaan yang bermanfaat. Semangat yang selalu dihidupkan bagaimana pun kondisinya. Kemauan yang kuat untuk terus menulis dan berproses menjadi lebih baik.

Jika ada cibiran, sejatinya cibiran itu telah memangkas sebuah proses. Cibiran itu melupakan bahwa menulis bukanlah pekerjaan pasti jadi dan langsung jadi. Menulis seperti membuat lukisan yang membutuhkan kesabaran untuk memoleskan kata-kata menjadi gambaran makna yang ada pada sebuah tulisan.

Dibutuhkan ketegaran hati sekeras batu karang, kekokohan prinsip sekokoh pohon kopi, kekuatan batin sekuat baja. Hal itu agar penulis selalu eksis dan tak mudah patah semangat.

Proses menjadi penulis merupakan sesuatu yang sering luput dari pengamatan. Proses merupakan jalan panjang yang sepi. Banyak orang memandangnya sebelah mata, mencibir, mencaci, dan melemahkan. Orang lebih senang dengan hasil yang gemilang. Ronggeng Dukuh Paruk, Ayat-Ayat Cinta, Laskar Pelangi merupakan sedikit contoh sebuah hasil yang gemilang. Seperti sebuah pesta kembang api di malam tahun baru. Orang suka melihat dan merayakannya.

Namun yang perlu diyakini adalah proses akan menghasilkan sebuah hasil yang gemilang. Jalan sepi akan menjadi ramai oleh gemerlap kembang api. Milikilah kerja keras, semangat, dan kemauan. Merdekalah dalam menulis!

1 komentar:

  1. mantab bung tulisannya. memberi inspirasi bagi saya :) trims

    BalasHapus