04 Juli 2012

KPK dan Revolusi Kehidupan


Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin. Ini adalah ucapan baik yang perlu kita lantunkan melihat gebrakan-gebrakan Ketua KPK yang baru, Bung Abraham Samad. Pemimpin KPK yang berani, bernyali, dan pro keadilan; adalah dambaan seluruh insan Indonesia.

Ketua-ketua KPK sebelumnya (selain Antasari Azhar), lebih banyak bermain-main retorika, menikmati publikasi, kongkow dengan wartawan, senang buat jumpa pers, dll. Lagaknya banyak, tenaga pemberantasan korupsi letoy.

Dalam masa kepemimpinan tidak lama, Bung Abraham Samad sudah membuat gebrakan-gebrakan. Pertama, dia tetapkan Miranda Goeltom sebagai tersangka kasus suap pemilihan Deputi Senior BI. Kedua, dia tetapkan Angelina Sondakh sebagai tersangka kasus Wisma Atlet. Dan belum lama lalu, Bung Abraham Samad berjanji, akan menyelesaikan kasus Century di tahun ini (2012). Ya, tipikal pemimpin yang tegas, bernyali, dan berani mati itulah yang kini dinantikan oleh masyarakat dari lembaga KPK.

Antasari Azhar pernah mengatakan teori “makan bubur ayam”. Kalau makan bubur panas, harus dari pinggir. Nanti ujungnya akan sampai ke tengah (maksudnya, lingkaran dalam kekuasaan SBY). Namun sebelum Bung Antasari selesai makan bubur, mungkin baru makan kerupuk dan daun-daun seledri-nya, beliau sudah “dihadiahi” sejumput kisah seputar Rani Yuliani; sebuah kisah yang kelihatan sangat dibuat-buat.

Untuk memperbaiki kondisi kehidupan di Indonesia, kita bisa gambarkan metode praktisnya sebagai berikut:

== Menangkapi para pejabat-pejabat birokrasi, siapapun dirinya, yang terlibat korupsi. Pejabat itu bisa dari level bawah sampai ke tampuk kekuasaan Kepresidenan. Toh, menurut laporan Wikileaks, lingkar kekuasaan SBY tidak sepi dari korupsi. Apalagi setelah terbongkar prahara Partai Demokrat seperti saat ini.

== Kalau para pejabat korup sudah dibereskan, sasaran diarahkan ke lembaga-lembaga hukum, seperti Kepolisian, Kejaksaan, Kehakiman, dan lainnya. Sebab yang membiarkan kasus-kasus korupsi itu berlarut-larut, ya lembaga-lembaga hukum ini.

Kalau itu sudah selesai, masuk ke korupsi korporasi, oleh perusahaan-perusahaan, baik lokal maupun asing. Disana terdapat sangat banyak kasus korupsi dengan segala bentuknya. Semua itu harus dibasmi. Ibaratnya, kalau kita sudah punya “sapu yang bersih”, pakailah ia untuk membersihkan sampah di halaman (bisnis korporasi).

Setelah itu, baru kita bangun kehidupan masyarakat yang bebas korupsi, kezhaliman, monopoli, penindasan minoritas, dan sebagainya. Ujungnya akan kesana, sehingga harapan masyarakat adil dan makmur itu akan tercapai. Insya Allah.

Namun, langkah demikian tentu tidak mudah. Banyak mafia-mafia yang harus dihadapi oleh Bung Abraham Samad dan kawan-kawan. Di antara mafia itu adalah: mafia MEDIA, mafia PAKAR/ PENGAMAT, mafia birokrasi, mafia hukum, mafia beneran (preman dan kriminalis), mafia poilit (elit dan partai politik), mafia bisnis (konglomerat dan anak-buahnya), mafia asing (dalam segala bentuknya). Semua mafia ini harus dihadapi.

Sebagai sebuah langkah awal, gebrakan Bung Abraham Samad harus kita dukung. Selanjutnya perlu dilakukan langkah-langkah sistematik untuk membersihkan korupsi, dan mematahkan mata-rantai mafia-mafia durjana itu. Semoga Allah Al ‘Aziz menolong untuk menyelamatkan negeri dari angkara murka, kezhaliman, dan penindasan (minoritas). Amin Allahumma amin.

Dan tentu, Bung Abraham Samad harus hati-hati. Jangan sampai nanti beliau (seperti kasus Antasari) diberi “Rani Yuliani” dalam bentuk yang lain. Doakan semoga beliau istiqamah dalam membela keadilan dan melenyapkan kezhaliman. Aamiin Allahumma aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar