08 Juli 2012

Mapag Saabad Paguyuban Pasundan


Sejarah Pagoejoeban Pasoendan
Pengalaman pahit sebagai bangsa terjajah, mendorong munculnya kesadaran dan harga diri yang kemudian melahirkan gejolak perjuangan untuk merebut kemerdekaan. Gejolak tersebut pada awalnya bersifat kedaerahan yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) Paguyuban Pasundan (20 Juli 1913) sama halnya dengan Budi Utomo yang didirikan oleh siswa STOVIA asal Jawa.

Paguyuban Pasundan didirikan atas inisiatif para siswa STOVIA asal sunda yang bertujuan mensejahterakan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Jawa Barat. Dengan demikian, pengurus dan anggotanya pun kebanyakan orang Sunda. Pada awal berdirinya, Paguyuban Pasundan dipimpin oleh Mas Dayat tak lama kemudian menyerahkan pimpinan kepada Daeng Kanduruan Ardiwinata, sebagai Ketua, dan R. Iskandar Brata sebagai Sekretaris I.

Selain Budi Utomo dan Paguyuban Pasundan, juga berdiri organisasi lain termasuk organisasi pemuda, di berbagai daerah yang pada tanggal 28 Oktober 1928 bersepakat untuk menyatukan diri dengan mengikrarkan Sumpah Pemuda adalah organisasi pemuda Sekar Roekoen yang didirikan tahun 1919, sebuah organisasi mitra sehaluan Paguyuban Pasundan

Kiprah Paguyuban Pasundan
Sesuai dengan tujuannya, Paguyuban Pasundan mendirikan Sekolah yaitu HIS Pasundan di Tasikmalaya tahun 1922, setelah sekolah Pasundan bermunculan di Jawa Barat, pada Kongres Paguyuban Pasundan tahun 1931 di Bogor untuk mendirikan Bale Pamulangan untuk mengelola sekolah-sekolah.

Pengembangan Badan Pengelola Pendidikan selanjutnya :
  1. Tahun 1949 (setelah berubahnya Paguyuban Pasundan menjadi PARKI dan kembali ke Paguyuban Pasundan) didirikan Bale Pendidikan dan Pengajaran Pasundan (BPP)
  2. Tahun 1960 untuk Perguruan Tinggi berturut-turut didirikan Yayasan Universitas Pasundan, Tahun 1964 STH Pasundan, 1971 STIE Pasundan dan STKIP Pasundan tahun 80-an.
  3. Tahun 1974 melalui Kongres di Bogor didirikan Yayasan Pendidikan Pasundan (YPP)
  4. Tahun 1985 Bale Pendidikan dan Pengajaran Pasundan berubah menjadi dua yakni Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan (YPDMP) serta Yayasan Pendidikan Tinggi (YPTP)
  5. Tahun 2005 (melalui kongres ke-30 di Cianjur) Badan Pengelola Pendidikan Pasundan dirubah menjadi Bale Atikan Pasundan Paguyuban Pasundan (Dasar hukumnya tetap yayasan)
  6. Tahun 2007 Bale Atikan Pasundan dikembalika menjadi YPDMP dan YPTP (mengingat ada perkembangan wacana baru tentang badan hukum pendidikan dan perubahan UU YYSN No : L6 tahun 2001 jo UU No 28 tahun 2004)
  7. Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan (YPDM) merupakan badan Penyelengara Pendidikan Paguyuban Pasundan yang bertugas mengelola Pendidikan Tingkat Dasar dan Menengah
  8. Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan berkewajiban memberikan arah kebijakan, Visi, Misi, Target dan program untuk dijadikan pedoman pengelolaan unit garapan (kepala sekolah)
Berikutnya Paguyuban Pasundan mendirikan Bale Ekonomi yang mengelola bank-bank dan koperasi Centrale Advies Bureau untuk membantu rakyat dalam bidang hukum; reclasseerings Vereeniging untuk mengurus dan memperbaiki nasib orang yang dibebaskan dan penjara dan Raksaperlaya yang merupakan badan amal kematian.

Mulai tahun 1919, Paguyuban Pasundan ikut ambil bagian dalam gelanggang politik. Langkah ini disetujui oleh pemerintah jajahan. Kiprah Paguyuban Pasundan dalam bidang Politik semakin meningkat tatkala mulai tahun 1931 sampai dengan 1942 Ketua Paguyuban Pasundan, R. Otto Iskandar Dinata menjadi anggota Volksraad. Di Volksraad, R. Otto Iskandar Dinata menunjukan kiprah Belanda dan dengan tegas selalu mengungkapkan cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka. Selain R. Otto Iskandar Dinata, banyak pula pengurus dan anggota Dewan Kota di daerah Jawa Barat.

Di bidang pers, Paguyuban Pasundan menerbitkan Papaes Nonoman tahun 1914-1926, Pasoendan tahun 1915, Sora Pasoendan tahun 1920, Sipatahoenan terbit mulai 20 April 1923 Somah Moerba tahun 1926, Lalayang Domas tahun 1927, dan Sepakat (berbahasa melayu) tahun 1941.

Pada zaman pendudukan Jepang, sama halnya dengan organisasi perjuangan lainnya, Paguyuban Pasundan dibekukan. Walaupun demikian, secara orang perorangan anggotanya tetap aktif. Tahun 1949 Paguyuban Pasundan berganti nama menjadi Partai Kebangsaaan Indonesia (PARKI). Maksudnya untuk lebih memperkokoh perjuangan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. PARKI ikut aktif dalam membubarkan Negara Pasundan melalui referendum kembali lagi menjadi Paguyuban Pasundan sampai sekarang.

Urutan Ketua /Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan
  1. Mas Dayat Hidayat (Ketua Sementara) 1913-1914
  2. Daeng Kanduruan Ardiwinta ( 1914-1916 )
  3. Wirasaputra ( 1916-1920 )
  4. Puradireja ( 1920-1924 )
  5. R. Suria Di Radja ( 1920-1924 )
  6. R. Otto Kusuma Sudjana ( 1924-1929 )
  7. R. Otto Iskandar Dinata ( 1929-1945 )
  8. R. S Suradiradja ( 1946-1969 )
  9. Hasan Wargakusumah, SH ( 1969-1970 )
  10. R. Mander Prawiradilaga ( 1970-1978 )
  11. R. K. Sukanda Bratamanggala
  12. R. K. Sukanda Bratamanggala & R. Adjam Sjamsoepradja ( 1983-1985 )
  13. Prof. DR. Ir. H. Toyib Hadiwidjaya ( 1990-1995 )
  14. Daeng Kosasih Ardiwinata ( 1995-2000 )
  15. H. Aboeng Koesman ( 1990-2000 )
  16. Drs. H. Ateng Sopala ( 2000 )
  17. H. A. Syafe’I ( 2000-2010 )
  18. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si ( 2010-sekarang )
Paguyuban Pasundan sekarang

Visi : 
Terwujudnya masyarakat Sunda yang memiliki jati diri dan kemampuan mengembangkan diri dalam kerangka nasional dan global.

Misi :  
(1) Menciptakan tatanan kehidupan yang didasari oleh nilai-nilai keisaman,  
(2) Mengembangkan budaya Sunda yang kuat dan dapat memberikan kontribusi berarti bagi pembentukan budaya nasional.

2 komentar:

  1. mohon izin ambil gambar paguyuban pasundannya ya mas

    BalasHapus
  2. Disuhunkeun bantosanna

    https://www.facebook.com/groups/1513679828885037/1632369750349377/?notif_t=group_activity

    BalasHapus