29 Agustus 2011

Alhamdulillah, Satu Syawal Tahun Ini Berbeda Lagi



Alhamdulillah, untuk tahun ini Pemerintah gagal lagi menyatukan ummat Islam di Indonesia untuk merayakan akhir Ramadhan berbeda. Alhamdulillah, perbedaan ini membuat tetangga berbeda hari berpuasanya dengan tetangga lainnya yang berdekatan. Alhamdulillah, tetangga sebelah masih sahur, sedang kita akan bersiap-siap sholat Ied. Alhamdulillah, inilah hasil dari pembelajaran puluhan tahun bangsa ini untuk merayakan lebaran tanpa pertumpahan darah. Alhamdulillah, perbedaan adalah rahmat, maka kita bisa terus memperbesar perbedaan ini demi rahmat agar ummat belajar menghargai perbedaan. Alhamdulillah, tidak ada yang dikalahkan dan kami tetap bangga dan merasa pintar karena perbedaan ini menunjukkan bahwa tidak ada pentingnya musyawarah untuk kebersamaan. Dengan perbedaan ini justru kita tahu bahwa kita telah berbeda dan jelas pula kita telah lebih maju di banding jaman Nabi. Karena di jaman Nabi, tidak ada yang berbeda hari untuk berangkat Sholat Ied, apalagi jika sampai berbeda kemah, berbeda pula hari H-nya.
Alhamdulillah, inilah kesempatan sekian kalinya bagi ummat untuk memahami keinginan para pemimpin untuk memisahkan hari raya sebagai produk untuk membuat perbedaan. Alhamdulillah, Rabb.

Ampunilah para pemimpin kami yang dengan sengaja menjauhkan musyawarah sehingga kami tidak makan ketupat di hari yang sama, tidak sholat Ied di hari yang sama, dan kami datang ke pada orang tua yang sedang berpuasa, sedang kami sudah berlebaran.

Allah, Tuhanku, kami menjadi bangga dengan perbedaan ini dan kami buat alasan ini sebagai kehendakMu, sebagai rahmatMu, sebagai kebanggaan kami. Ampunilah mereka, ampuni kami juga Rabb karena kami kecewa lagi setelah puluhan tahun dikecewakan dengan alasan-alasan yang sama.

Kami sering meminta yang Engkau tahu itu tak baik bagi kami, kami sering menilai buruk apa yang sesungguhnya baik bagi kami. Ini karena kami dalam kelemahan pikir dan sering karena kesombongan diri. Hari ini kami datang kepadaMu dengan segunung dosa. Ampunilah kami, ampuni kami dari prasangka kami, ampuni kami karena tak sempurna dan lurus menjalankan perintahMu.

Engkaulah Dzat Mahasuci dan Maha Pengampun. Allahu Ghofuru Rahim, kalau tidak karena ampunanMu, niscaya kami menjadi orang yang merugi. Engkaulah Maha Pemberi, jadikanlah hambaMu ini menjadi orang yang mampu melapangkan hati untuk ingat saudara-saudara kami yang menjalani ujianMu, agar kami dapat menafkah rezki yang Engkau berikan menjadi ibadah kami kepadaMu. Ringankanlah langkah kami untuk menemui saudara-saudara kami yang tak bisa merayakan hari kemenangan dan karenanya kami ikhlas berbagi.

Gerakkan hati kami dan pemimpin-pemimpin kami menuju apa yang sesungguhnya telah Engkau Ridhai. Sungguh kami meyakini, Engkau telah mengetahui apa-apa yang akan kami sampaikan dan ingini.

Bagaimanapun juga kami kesalnya atas kejahilan ini, kami bersyukur telah Engkau limpahkan kepada kami, sehingga Ramadhan bersua kembali, menjadi bekal dan tanya, adakah Engkau pertemukan kami dengan Ramadhan berikutnya.
TAQABBALLAHU MINNA WA MINKUMM TAQABBALLAHU, YAA KAARIIM
Shiyamana wa shiyamakum. MINAL 'AAIDIIN WAL FAAIDZIIN

Jikalau Engkau berkenan, Tuhanku.
Apakah rahmat dari perbedaan ini?, adakah jalan terang bagi kami sehingga dan sedemikian rupa kami bisa mensyukuri nikmatMu dengan saudara-saudara kami sekampung, sekota, sepulau pada hari yang sama.
(Tidaklah kami memohon se-Indonesia, karena lebar dan luasnya negeri kami ini, namun kalau sedusun, sekampung, kami merasa tak lengkap jika tidak bersama-sama)

Teriring salam kepada semua kerabat dan saudara-saudaraku yang telah sudi berkunjung ke tempat kami, tempat ketupat berpikir dan
kebodohan diri diutarakan. 

Terimakasih atas segala nasehat yang telah disampaikan kepada kami
Segala kelapangan hati dari saudara-saudara kami adalah keniscayaan yang kami syukuri.
Mohon Maaf Lahir Batin.
Satu Syawal 1432 H
(30 atau 31 Agustus 2011 ya…)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar