03 Agustus 2011

GURU BERKARAKTER CERMINAN SISWA BERKARAKTER

Setiap anak dilahirkan dengan potensi jasad, akal, dan mental ruhani yang siap menerima bentukkan lingkungan.

Sesungguhnya anak adalah amanah dari Allah yang tidak hanya sekedar dititipkan dibawah penghidupan dan pengawasan diri kita, namun lebih dari itu akan diminta pertanggungjawabannya kelak dihadapan Allah SWT. Anak shalihlah yang akan menjadi dambaan orang tua, ketika hidupnya di dunia telah habis, sebagaimana diungkap salah satu hadist, : “ Bila seorang anak Adam meninggal dunia, terputuslah seluruh amalnya, kecuali tiga ( hal ): sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh yang mendo’akan orang tuanya “ ( HR. Muslim ).

Guru sebagai bagian dari orang tua siswa di sekolah perlu mewujudkan agar siswanya menjadi manusia-manusia shaleh yang bertaqwa. Fitrah kecintaan guru kepada siswa membuat segala upaya telah dilakukan agar siswa menjadi jauh lebih baik.
Allah SWT berfirman : “ Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah ujian ( bagimu ) dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. ( QS. Ath-Thaghabun: 14-15 )
Subhanallah, kalau saja kita sebagai guru telah membimbing siswanya menjadi anak yang shaleh, berapa banyak amal yang telah kita tabung untuk kehidupan di akhirat nanti. Dan tabungan amal itu tidak akan ternilai dengan apapun.

Banyak guru mencita-citakankan agar siswanya menjadi shaleh, namun tidak mendukung support system yang bisa mendukung tumbuh kembangnya keshalihah ini. Misalnya siswa diharapkan rajin beribadah, berakhlak mulia, tetapi gurunya tidak mencontohkan dirinya menjadi sosok yang rajin beribadah. Tentu saja sulit bagi siswa untuk membentuk karakter yang shaleh tersebut.

Menurut Ustadz Prof. Achmad Satori Ismail, MA,”mencontohkan saja tidaklah cukup . “ Memberi contoh memang jalan yang terbaik dalam mendidik dan membentuk karakter siswa , tetapi kalau tidak diseru, tidak diajak, maka siswa –siswa tidak akan terpanggil untuk ikut melaksanakannya.

Dalam upaya membentuk siswa menjadi shaleh tersebut, maka guru perlu membimbing siswa dengan pendekatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter atau budi pekerti plus adalah suatu yang urgent untuk dilakukan. Kalau kita peduli untuk meningkatkan mutu lulusan SD, SMP dan SMU, maka tanpa pendidikan karakter adalah usaha yang sia-sia.
Pendidikan karakter mempunyai tujuan bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik sehingga siswa didik menjadi faham tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan nilai yang baik dan mau melakukannya.

Orang yang berperilaku tidak jujur, rakus, atau kejam dikatakan sebagai orang yang berkaraktek jelek, sementara orang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia.

Pendidikan karakter akan menumbuhkan kecerdasan emosi siswa yang meliputi kemampuan mengembangkan potensi diri dan melakukan hubungan sosial dengan manusia lain.
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak di bangku sekolah .karenanya, sebuah sistem pendidikan yang berhasil adalah yang dapat membentuk manusia-manusia berkarakter yang sangat diperlukan dalam mewujudkan sebuah negara kebangsaan yang terhormat. Seperti menurut Socrates: "Then the man who's going to be a fine and good guardian of the city for us will in nature be philosophic, spirited, swift, and strong" (Bloom, A.: 1991).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar