16 Juli 2011

Sejarah dan Peristiwa Penting Pada Bulan Sya’ban

1. Malam Nisfu Sya'ban

Dari Abi Hurairah ra dari Nabi Muhammad SAW bersabda maksudnya : "Telah datang Jibril a.s pada malam Nisfu Syaaban dan dia berkata , Ya Muhammad,pada malam ini pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat dibuka, maka berdirilah dan kerjakan shalat lalu angkatlah kepalamu dan kedua tanganmu ke langit !" Kata saya (Nabi
Muhammad) :

"Hai Jibril, apakah Arti malam ini ?" Dia (Jibril) menjawab: "Pada malam ini telah dibuka 300 pintu rahmat, maka Allah telah mengampuni orang-orang yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu kecuali ahli sihir, bomoh hitam, orang-orang yang suka permusuhan/pergaduhan, peminum arak, orang-orang yang berbuat zina, pemakan riba, orang-orang yang derhaka kepada kedua orang tua, orang-orang yang suka mengadu domba (batu api) dan orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan, maka sesungguhnya mereka itu tidak akan diampuni kesalahannya sehingga mereka mahu bertaubat dan tidak akan mengulang lagi atas perbuatannya itu."

Maka pergilah Nabi Muhammad SAW untuk mengerjakan shalat serta menangis di dalam sujudnya dengan membaca : "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu dan murka-Mu dan aku tidak menghitung-hitung pujian kepada-Mu, sebagaimana Engkau memuji kepadaMu sendiri, maka segala puji bagi-Mu
sehingga Engkau ridha." Di kutip dari Kitab Zubdatul Wa'idzin.

2. Penukaran Arah Kiblat

Pada awal diwajibkan perintah sholat kepada umat Islam, Rasulullah SAW dan para sahabat berkiblatkan Baitul Maqdis. Ini telah menjadi satu kontroversi pada waktu itu. Umat Yahudi telah mendakwa bahwa agama mereka adalah benar dan diridhai oleh Allah SWT karena umat Islam telah meniru arah ibadah mereka yaitu menghadap
Baitul Maqdis.

Umat Islam telah ditohmah dengan berbagai-bagai tohmahan dan ujian. Para Sahabat RA telah mengadu kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW menyuruh mereka agar terus bersabar dengan ujian itu sehingga ada perintah baru dari Allah SWT. Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Mendengar tentang apa yang berlaku pada ketika itu. Allah SWT telah mewahyukan agar Rasulullah SAW mengadap ke Baitullah (Ka'bah).

Sebagian ulama shirah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menerima wahyu perintah menghadap Baitullah pada 15 Sya'ban semasa beliau mengimamkan sholat. Sebahagian ulama mengatakan pada solat Ashar, ada yang mengatakan Maghrib dan ada yang meriwayatkan pada solat Isya’. Rasulullah SAW sebagai imam terus mengadap ke Baitullah dan diikuti oleh para sahabat sebagai makmum.

3. Peperangan Bani Mustaliq (Muraisi’)

Bani Mustaliq ialah salah satu suku dari kaum Yahudi. Mereka telah merancang untuk membunuh Rasulullah SAW dan berita ini disampaikan kepada Rasulullah SAW oleh seorang sahabat dari suku badwi. Peperangan ini adalah turutan dari peperangan bani Quraizah, kaum yahudi yang telah dihalau oleh Rasulullah SAW keluar dari Madinah. Peristiwa ini terjadi pada bulan Sya'ban, 5H. Pasukan kaum muslimin dapat melumpuhkan pasukan Bani Mustaliq.

Sebagian pasukan Bani Mustaliq ada yang ditawan, termasuklah salah seorang putri pemuka Bani Mustaliq yaitu Barrah, yang nama lengkapnya adalah Barrah binti al-Harris bin Dirar bin Habib bin Aiz bin Malik bin Juzaimah Ibnu al-Mustaliq. Al-Harris bin Dirar, ayah Barrah adalah pemimpin Bani Mustaliq. Barrah telah menjadi tawanan perang milik Sabit bin Qais. Disebabkan Barrah ini seorang perempuan yang cerdik, ia meminta untuk dibebaskan dari Sabit bin Qais, setelah diadakan pembicaraan, Sabit bin Qais meminta tebusan yang mahal.

Tetapi, Barrah waktu itu langsung menemui Rasulullah SAW untuk membicarakan masalah tebusan bagi dirinya. Kemudian Rasulullah SAW pada waktu itu menyetujui membebaskan Barrah dan menebusnya dari Sabit bin Qais dan terus menikahi Barrah dan Rasulullah SAW mengganti nama Barrah menjadi Juwairiyah. Tindakan Rasulullah SAW ini telah memberi banyak faedah kepada umat Islam ketika itu, diantaranya ialah ramai dikalangan Bani Mustaliq yang memeluk Islam dan terpadamnya dendam permusuhan di antara umat Islam dan Bani Mustaliq. Juwairah meninggal dunia pada tahun 56H.


FADHILAH BULAN SYA’BAN

Arti Sya’ban ialah berpecah-pecah atau berpuak-puak. Masyarakat Quraisy pada waktu itu terpaksa berpecah kepada beberapa kumpulan untuk mencari sumber air di padang pasir. Dan apabila Rasulullah SAW datang, beliau mengabadikan nama itu hingga sekarang. Rasulullah SAW telah menyebut tentang belbagai kelebihan bulan Sya’ban dalam hadis-hadisnya. Diantara hadis yang paling masyhur ialah; Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat-sahabatnya,

Tahukah kamu sekelian mengapa dinamakan dengan bulan Sya’ban?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui” Sabda Rasulullah SAW, “Karena dalam bulan itu berkembanglah kebaikan yang banyak sekali.” (Dipetik dari kitab Raudatul Ulama).

Bulan Sya’ban merupakan bulan kedua setelah Rajab yang penuh dengan keberkahan. Sebahagian ahli hikmah menyatakan bahwa sesungguhnya bulan Rajab adalah kesempatan untuk meminta ampun dari segala dosa, pada bulan Sya’ban adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dari segala macam cela dan pada bulan Ramadhan adalah masa untuk menerangkan hati dan jiwa.

Apa keistimewaan malam Nisfu Syaaban?

Malam Nisfu Sya’aban adalah malam dimana buku atau file tentang umur, rezeki kita selama setahun diangkat ke langit dan diganti dengan buku yang baru. (pada waktu Maghrib malam itu dibuka buku baru, tutup buku lama iaitu buku tahun lepas)

Dari `Aisyah r.a., dari Nabi Muhammad s.a.w., sabdanya: “Tahukah engkau (wahai `Aisyah) apa yang berlaku pada malam ini?” – Malam Nisfu Sya’aban.Saiyidatina `Aisyah pula bertanya; “Apa yang berlaku pada malam ini, Ya Rasulullah? ” Baginda menjawab: “Pada malam ini akan ditulis perihal tiap-tiap seorang anak Adam yang dilahirkan dalam tahun ini dan pada malam ini juga akan ditulis nama tiap-tiap seorang anak Adam yang akan mati pada tahun ini, demikian juga pada malam ini akan diangkat amal-amal mereka (ke hadrat Ilahi) dan pada malam ini juga akan ditentukan turunnya rezeki mereka.”

Biasanya Allah memberi perhatian kepada langit yang dekat dengan kita pada akhir malam (untuk mendengar permintaan dan keampunan hambanya) Pada Malam Nisfu Sya'ban, Allah memberi perhatian terus bila ghuru’(matahari terbenam) dan tidak menunggu akhir malam.

Hadis yang diriwayatkan Ali ra: Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka bangunlah kamu (menghidupkannya dengan ibadah) pada waktu malam dan berpuasalah kamu pada siangnya, karena sesungguhnya Allah swt akan turun ke langit dunia pada hari ini bermula dari terbenamnya matahari….
Allah turun ke langit dunia“, bukanlah bermaksud Allah bergerak atau berpindah sebaliknya ia bermaksud “Allah memberi perhatian kepada langit dunia yang dekat dengan kita (untuk mendengar permintaan dan keampunan hambanya)“

Di antara amalan-amalan yang digalakkan pada bulan Sya’ban adalah:

Memperbanyakkan puasa sunnah Sebagaimana yang telah dijelaskan terdahulu bahwa Rasulullah SAW. lebih gemar untuk berpuasa sunat dalam bulan Sya'ban berbanding dengan bulan-bulan yang lain. Justru itu adalah patut bagi kita selaku umat Beliau mencontohinya dalam memperbanyak puasa sunat bagi menyemarak dan mengagungkan bulan Sya'ban ini.

Di dalam kitab Durratun Nasihin ada menyebut sebuah hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW. bersabda yang maksudnya: "Barangsiapa berpuasa tiga hari pada permulaan Sya'ban dan tiga hari pada pertengahan Syaaban dan tiga hari pada akhir Sya'ban, maka Allah Taala mencatat untuknya pahala seperti pahala tujuh puluh nabi dan seperti orang-orang yang beribadah kepada Allah Taala selama tujuh puluh tahun dan apabila dia mati pada tahun itu maka dia seperti orang yang mati syahid.
  • Memperbanyak doa, zikir dan berselawat kepada Rasulullah S.A.W. Sabda Rasulullah S.A.W.: "Barangsiapa yang mengagungkan bulan Syaaban, bertaqwa kepada Allah, taat kepada-Nya serta menahan diri dari perbuatan maksiat, maka Allah Taala mengampuni semua dosanya dan menyelamatkannya didalam tahun itu dari segala macam bencana dan penyakit." (Dikutip dari kitab Zubdatul Wa'izhin)
  • Bertaubat Diriwayatkan dari Umamah Al Bahili Radiallahuanhu, dia berkata: Rasulullah S.A.W. bersabda yang maksudnya: "Manakala masuk bulan Sya’ban, sukacitalah dirimu dan perbaiki niatmu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar