10 Oktober 2011

“Baik Buruk, Terpuji Dan Tercela”


Saudaraku, baik atau buruknya sesuatu tidak bisa disandarkan kepada apa yang dipikirkan oleh manusia, karena antara manusia yang satu dengan manusia lain akan berbeda-beda. Baik atau buruk berdasarkan manusia bisa berubah-rubah berdasarkan kepentingan hawa nafsunya, kadang-kadang apa yang dianggapnya baik, bisa berubah menjadi buruk dalam waktu yang sebentar maupun lama.

Saya punya seorang kenalan, yang begitu menyesalnya dia kenapa dia dulu bekerja keras sehingga lupa keluarga, sehingga dia menganggap semua kesuksesan yang dia punyai sekarang tidak ada artinya, karena anaknya masuk rehabilitasi narkoba. Begitu cepat berubah apa yang dulu dia pandang baik dan banggakan, dan dalam beberapa waktu dia memandang jelek itu semua. Beginilah Allah memberitahu bagaimana pemikiran manusia tentang baik dan jelek sesuatu:

“Boleh jadi kalian membenci sesuatu, sementara ia amat baik bagi kalian; boleh jadi pula kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui”. (QS al-Baqarah [02]: 216)

Saudaraku, oleh karena itulah Allah menurunkan rasulNya, yang membawa aturan dan standar kebaikan dan keburukan itu menurut Allah SWT, bukan menurut aturan manusia. Karena Allah mengetahui bagaimana manusia, kita ini manusia tidak tahu. Akal manusia ini pendek, dia akan bilang baik dan buruk menurut hawa nafsunya. Ketika aturan baik dan buruk itu menurut akal pikiran dan hawa nafsunya saja, maka terjadilah ia menzholimi orang lain. Itulah yang kita lihat sekarang, kezholiman begitu terjadi karena aturan tersebut menurut akal manusia.

Maka para ulama telah memudahkan bagi kita dengan meng-istinbath (menggali) kaedah tentang baik dan buruk ini:
“Al khairu maa ardhohu Allah wa as syarra maa askhathahu Allah”
(Kebaikan adalah apa saja yang diridhoi oleh Allah, sedangkan keburukan adalah apa saja yang dimurkai (dibenci) oleh Allah)

Dan tentang terpuji dan tercela:
“Al hasanu maa hassanahu asy syar’u wal qabihu maa qabbahahu”
(Terpuji adalah apa saja yang dipuji Allah dan Rasul-Nya, sedangkan tercela adalah apa saja dicela oleh mereka).

Maka baik buruk sesuatu haruslah sesuai dengan aturan Allah SWT, dan terpuji tercela sesuatu haruslah apa yang dipuji dan dicela oleh Allah SWT. Sungguh Allah itu Maha Penyayang atas makhlukNya, kita tidak perlu bersusah payah menentukan baik dan buruk sesuatu karena telah ditetapkanNya. Tetapi Allah juga menetapkan, bagi makhlukNya yang berbuat menurut akal pikiran dan hawa nafsuNya dan tidak mengikuti aturanNya, itulah yang dikatakannya sebagai makhluk yang kufur dan engkar, walau hanya satu ayatpun. Dan itulah orang-orang yang merugi dan menzholimi diri mereka sendiri

“Kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi.” Az Zumar 39

Wallahualam bishawwab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar