28 Oktober 2011

Belajar dari Manisnya Gula


Tak ada yang lebih gusar melebihi makhluk Allah SWT yang bernama gula pasir. Pemanis alami dari olahan tumbuhan tebu ini membandingkan dirinya dengan makhluk sejenisnya yang bernama sirup. Masalahnya sederhana. Gula pasir merasa kalau selama ini dirinya tidak dihargai manusia. Dimanfaatkan, tapi dilupakan begitu saja. Walau ia sudah mengorbankan diri untuk memaniskan teh panas, tapi manusia tidak menyebut-nyebut dirinya dalam campuran the dan gula itu. Manusia Cuma menyebut,“ini Teh manis”. Bukan teh gula. Apalagi teh gula pasir.

Begitu pun ketika gula pasir dicampur dengan kopi panas. Tak ada yang mengatakan campuran itu dengan gula pasir. Melainkan kpi manis. Hal yang sama ia alami ketika dirinya dicampur berbagai adonan kue dan roti. Gula pasir merasa kalau dirinya Cuma dibutuhkan, tetapi kemudian dilupakan. ia Cuma disebut manakala manusia butuh. Setelah itu, tak ada penghargaan sedikit pun. Tak ada yang menghargai pengorbanannya, kesetiannya, dan perannya yang begitu besar sehingga menjadi manis.

Berbeda sekali dengan sirup. Dari segi ekstensi sirup tidak hilang ketika bercampur. warnanya masih terlihat. Manusia pun mengatakan,“Ini Es Sirup”. Bukan es manis. Bahkan tidak jarang sebutan diikuti dengan jatidiri yang lebih lengkap, “es Sirup Mangga Es Sirup Lemon, Kokopandan,” dan seterusnya. Gula pasir pun akhirnya bilang ke sirup,“Andai aku seperti kamu”.

Sosok gula pasir dan sirup merupakan pelajaran tersendiri buat mereka yang giat berbuat banyak untuk umat. Sadar atau tidak, kadang ada keinginan untuk diakui, dihargai, bahkan disebut-sebut namanya sebagai yang paling berjasa. persis seperti yang disuarakan gula pasir. kalau saja gula pasir sadar bahwa sebuah kebaikan kian bermutu ketika tetap tersembunyi. kalau saja gula pasir sadar bahwa setinggi apa pun sirup dihargai, toh asalnya juga dari gula pasir. Kalau saja gula pasir mengerti bahwa sirup terbaik justru yang berasal dari gula pasir asli. Kalau saja para penggiat kebaikan memahami kekeliruan gula pasir, tidak akan ada ungkapan, “Andai aku seperti sirup”.

Gula si Pemanis Paling Super Ini adalah cerita mengenai hebatnya salah satu teman kerja saya. Kehadirannya mampu membuat hidup saya dan juga termasuk anda sekalian terasa manis. Tanpa dia, hidup terasa hambar. Hehehehe. Mau kenalan dengan salah satu teman saya ini? Hummmmh, baiklah ikuti saja pemaparan saya berikut ini. Lets check it out...

Namanya adalah gula. Dia merupakan salah satu anggota keluarga karbohidrat yang paling eksis. Kenapa demikian? Karena dia selalu ada di sekitar kita semua dan paling sering nongol.  Beberapa orang mengenali dia dengan nama samaran atau nama alias, yaitu sukrosa (walaupun namanya lebih keren dikit, tapi better saya tetep panggil dia gula aja yah...). Dia mampu memberikan energi yang cukup besar, yaitu 4 kkal per gramnya.

Banyak orang dengan mudah mengenali karakter dia. Top term yang langsung muncul ketika disebut namanya pasti tak lain dan tak bukan adalah MANIS. Yup, fungsi utama dia adalah memang sebagai pemanis. Biasanya dia dibuat dari tanaman tebu (Sacharum officinarum) yang memang kaya akan sukrosa di dalamnya.

Pernah suatu ketika dia ini menceritakan kehidupan pribadinya pada saya. Begini kisahnya: si gula ini konon mempunyai fans yang sangat banyak. Ibu-ibu, anak-anak, bapak-bapak penyuka kopi, laki-laki, perempuan atau siapapaun itu sangat mengidolakannya. Namun, entah kenapa belakangan ini dia juga mulai dihindari. Banyak orang yang protes menjadi diabetes karenanya. Bahkan menurut info dari WHO, total penderita diabetes mellitus di Indonesia, saat ini sekitar 8 juta jiwa, dan diperkirakan jumlahnya melebihi 21 jiwa pada tahun 2025 mendatang. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat keempat penderita diabetes terbesar setelah China, India, dan Amerika.

Atas adanya berita ini, gula menjadi serba salah. Di satu sisi ia ingin sekali tetap memberikan yang terbaik untuk semua idolanya, tapi di satu sisi ia harus rela dicap sebagai biang keladi penyebab kematian. Huft,,, sungguh dilema. Karena berita ini pula, pamor gula mulai diusik oleh pemanis jadi-jadian yang diciptakan para ilmuwan. Ada yang namanya aspartam, acesulfame-K, sakarin, sukralosa, neotam, alitam dan komplotan lainnya. Mereka semua mencoba peruntungannya untuk menjadi idola menggantikan gula. Namun, sayang sekali dari sekian banyak itu tak ada satupun yang mampu menyaingi nyamannya rasa manis gula ini. Dia sungguh pemanis paling super yang dikenal banyak orang. Hidup gula...

Hehehehehe. Itulah kisah tentang salah satu sahabat saya. Gula si pemanis paling super. Nah, sudahkan teman-teman semua seperti gula yang tetap diidolakan banyak orang dan membuat iri si pemanis lain? Selamat memaniskan orang tua, saudara, sahabat, guru, rekan kerja, dan semua orang...

1 komentar: